Gender Analysis Tools

I.                   PENDAHULUAN
   Istilah gender diperkenalkan oleh para ilmuwan sosial untuk menjelaskan perbedaan perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan dan yang bersifat bentukan budaya yang dipelajari dan disosialisasikan sejak kecil. Pembedaan ini sangat penting, karena selama ini sering sekali mencampur adukan ciri-ciri manusia yang bersifat kodrati dan yang bersifat bukan kodrati (gender)
   Perbedaan peran gender ini sangat membantu kita untuk memikirkan kembali tentang pembagian peran yang selama ini dianggap telah melekat pada manusia perempuan dan laki-laki untuk membangun gambaran relasi gender yang dinamis dan tepat serta cocok dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat.
          Maka dari itu, dalam  makalah ini akan dibahas mengenai analisis gender guna menematkan peran laki-lai dan perempuan dengan tepat sesuai dengan azas-azas kesetaraan gender.

II.                RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian Analysis Gender Tools
2.      Kerangka Kerja Analysis Gender
3.      Teknik Analysis Gender

III.             PEMBAHASAN
A.      Pengertian Analysis Gender Tools
   Analisis gender adalah analisis sosial yang melihat perbedaan perempuan dan laki-laki dari segi kondisi (situasi) dan kedudukan (posisi) di dalam keluarga dan atau masyarakat. Fokus utama analisis gender adalah ; 1) Pembagian kerja/peran; 2) Akses dan kontrol (peluang dan penguasaan terhadap sumber daya serta manfaat program pembangunan; 3) Partisipasi dalam kelembagaan dan pengambilan keputusan dalam keluarga. Hasilnya berupa; a) Identifikasi kepentingan praktis perempuan dan laki-laki; b) Identifikasi kepentingan strategis perempuan dan laki-laki dalam program pembangunan.[1]

B.       Kerangka Kerja Analysis Gender
   Menurut Hunt yang diadaptasi dari Overholt (1988), kerangka kerja analisis gender terdiri dari empat tahap, yaitu:
1.      Profil Kegiatan
         Mengumpulkan atau mengambil data mengenai apa sebenarnya yang dikerjakan oleh laki-laki dan perempuan, siapa mengerjakan apa, d i dalam rumah tangga dan masyarakat (pembagian kerja gender):
a.      Produktif, reproduktif dan pengelolaan/layanan komunitas (peran ganda)
b.      Orang tua, orang dewasa, anak-anak (laki-laki dan perepuan)
c.       Berapa banyak waktu yang digunakan untuk setiap aktivitas
d.     Kapan pekerjaan itu dilakukan (misalnya di rumah, desa, pasar) dan termasuk bagaimana cara atau dengan apa mencapai tempat tujuan
e.      Semua hal di atas untuk setiap kelompok sosial ekonomi, dan/atau kelompok etnik yang dipengaruhi oleh proyek atau program.

2.      Profil Akses dan Kontrol
         Mempertimbangkan apa akses yang dimiliki perempuan dan laki-laki terhadap sumber daya produktif, kontrol apa yang mereka punya terhadap sumber daya tersebut, dan siapa yang memperoleh keuntungan dari penggunaan sumber daya tersebut (siapa memiliki apa)
a.      Siapa yang mempunyai akses terhadasumber daya produktif (termasuk sumber daya alam) seperti  tanah, hutan, peralatan, pekerja, kapial/kredit, pendidikan/pelatihan.
b.      Siapa yang mengontrol sumber daya produktif tersebut.
c.       Siapa yang memperoleh dari penggunaan sumber daya tersebut, misalnya siapa yang mengontrol pendapatan yang dikeluarkan, siapa yang memiliki dan menggunakan aset-aset yang tercipta.

3.      Analisis Faktor-Faktor dan Kecenderungan
         Analisis faktor dan kecenderungan yang mempengaruhi pembagian kerja berdasarkan gender, hubungan gender serta akses dan kontrol terhadap sumber daya, dan mana yang mungkin akan mempengaruhi hasil dari program atau kegiatan.
a.      Apa kecenderungan-kecenderungan sosial, budaya, agama, ekonomi, politik, lingkungan dan demografi, dan apa yang faktor-faktor hukum dan kelembagaan atau mendukung proyek/program.
b.      Mana dari hal di atas yang akan berubah dan mana yang tidak akan berubah, serta bagaimana program akan mempengaruhi faktor dan kecenderungan tersebut.

4.      Analisis Daur Program
Menggunakan semua data di atas untuk setiap tahapan daur program, proyek atau kegiatan
a.      Analisis ini memerlukan formulasi dari berbagai pertanyaan yang akan bervariasi tergantung dari sifat program/proyek dan konteks sosial
b.      Setiap tahapan dari daur program mempertimbangkan: kelayakan, desain, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi.
c.       Stiap aspek dari proyek atau program perlu mempertimbangkan: sasaran, tujuan, masukan, hasil, strategi pengelolaan proyek, indikator kinerja, asumsi-asumsi perencanaan.

C.     Teknik Analisis Gender
          Sebagai suatu alat, analisis gender tidak hanya melihatperan, aktifitas, tetapi juga hubungan, sehingga pertanyaan yang diajukan tidak hanya siapa mengerjakan apa, tetapi meliputi: siapa yang membuat keputusan, siapa yang memperoleh keuntungan, siapa yang menggunakan sumber daya pembangunan seperti tanah, kredit, siapa yang menguasai sumber daya pembangunan, faktor-faktor apa yang mempengaruhi hubngan tersebut, apakah hukum, ekonomi, aau sosial. Untuk mengungkapkan hubungan sosial laki-laki dan perempuan, maka dikembangkan berbagai macam teknik analisis seperti: Teknik Analisis Harvardm Moser, Longwe, Munro, CVA, Matriks Analisis Gender, Analisis Logframe, Konsep Seaga dan Teknik Participatory Rural Appraisal Berdimensi Gender serta Kerangka Analysis GAP dan POP.

1.      Teknik Analisis Harvard
    Teknik ini sering disebut sebagai Gender Framework Analysis (GFA), yaitu suatu analisis yang digunakan untuk melihat suatu profil gender dari suatu kelompok sosial dan peran gender dalam proyek pembangunan, yang mengutarakan perlunya tiga komponen dan interaksi satu sama lain, yaitu: profil aktivitas, profil akses dan profil kontrol. Teknik analisis ini dirancang sebagai landasan untuk melihat suatu profil gender dari suatu kelompok sosial. Kerangka ini sangat luwes (mudah diadaptasikan) karena tersusun dari tiga profil yang telah disebutkan di atas.

2.      Teknik Analysis Moser
Teknik ini dapat digunakan untuk: Memahami lima butir kriteria analisis (kesetaraan, keadilan, anti kemiskinan, efisiensi, penguatan atau pemberdayaan), sehingga dapat menginterprestasikan pembangunan perempuan sebagai suatu proses yang penting dan bagian integral dari proses pembangunan.

3.      Teknik Analisis Longwe
Teknik ini juga biasa disebut dengan kriteria pembangunan perempuan, adalah teknik analisis yang dikembangkan sebagai metode pemberdayaan perempuan dengan lima kriteria analisis yang meliputi: kesejahteraan, akses, kesadaran kritis, partisipasi, dan kontrol. Lima dimensi pemberdayaan ini adalah kategori analitis yang bersifat dinamis, satu sama lain saling berhubungan secara sinergis, saling menguatkan dan melengkapi, serta mempunyai hubungan hierarkhis.

Kegunaan teknik ini sebagai alat analisis, yaitu menganalisis proses pemampuan perempuan,  bukan dalam arti kesejahteraan materiil. Tujuannya adalah untuk memahami lima butir kriteria analisis (kesejahteraan, akses, penyadaran, partisipasi aktif dan pengasaan) sehingga dapat menginterpretasikan pembangunan perempuan sebagai suatu proses yang penting dan bagian integral dari proses pembangunan serta untuk mencapai pemerataan gender dalam lima butir tersebut.

4.      Teknik Analisis Munro
Teknik ini suatu teknik analisis yang menggunakan dasar pertisipasi  atau pelibatan masyarakat baik laki-laki maupun perempuan dalam berbagai jenis kegiatan atau proyek pembangunan dimulai sejak kegiatan penelitian, perencanaan proyek, implementasi proyek, monitoring dan evaluasi proyek atau pengendaliaannya, dan dalam pengambilan keputusan. Teknik ini lebih tepat digunakan untuk proyek atau kegiatan pembangunan pedesaan dalam skala kecil, untuk identifikasi masalah-masalah masyarakat yang mendasar, dan program-program pembangunan yang berkelanjutan.

5.      Teknik Analisis CVA (Capacities And Vulnerabilities Analysis)
Merupaka salah satu frame work analisis gender yang dikembangkan sebagai alat untuk memperkirakan dan/atau menilai sejauh mana proyek pembangunan atau bantuan akan memperkuat atau justru memperlemah pembangunan. Kerangka kerja CVA memungkinkan lembaga memetakan perempuan yang lemh, laki-laki dan anak-anak dalam keadaan darurat, serta kemampuannya untuk menghadapi keadaan.

6.      Matrik Analisis Gender
Ialah suatu alat yang digunakan untuk melakukan analisis gender atas suatu proyek pembangunan pada tingkat masyarakat. Alat ini digunakan untuk menentukan berbagai akibat dari suatu proyek pembangunan terhadap laki-laki dan perempuan.

7.      Matrik Kerangka Kerja Logik Logframe
Adalah alat analisis untuk membantu perencanaan dan pengelolaan proyek. Logframe merupakan cara sistematis untuk menyediakan elemen-elemen sebuah proyek dan jaringan antara logframe untuk menyediakan sebuah analisa yang logis, ringkas dan obyektif dari sebuah rancangan proyek.

8.      Konsep SEAGA (Social Economic and Gender Analysis)
dilandasi oleh suatu kebutuhan untuk mengetahui bagaimana kebijakan pembangunan dan program-programnya akn mempengaruhi aktivitas ekonomi dan hubungan sosial diantara kelompok-kelompok yang ada di masyarakat. SEAGA didasarkan pada WID dan analisis gender dengan memfokuskan pada peran gender; hubungan dan tanggung jawab sistem sosial ekonomi pada semua tingkatan, mulai dari tingkat makro sampai dengan tingkat rumah tangga, hingga hubungan antara kebijakan makro dan pengambilan keputusan pada tingkat rumah tangga mengenai alokasi sumber pembangunan multisektoral.

9.      Teknik Perticipatory Rural Appraisal Berdimensi Gender
Memiliki prinsip-prinsip, visi terhadap kehidupan yang melahirkan suatu cita-cita tertentu, tujuan jangka pendek (program untuk memenuhi kebutuhan) dan tujuan jangka panjang (pemberdayaan). Proses pendidikan masyarakat dilakukan antara lain melalui kegiatan pengkajian keadaan masyarakat yang memungkinkan masyarakat “meneliti” keadaannya sendiri sebagai proses belajar. Seluruhnya diterapkan melalui kegiatan bersama atau dalam pengembangan program.

10.  Kerangka Analisis GAP (Gender Analysis Pathway)
GAP merupakan salah satu alat analisis gender yang digunakan untuk menganalisis terhadap dampak kebijakan dan program pembangunan terhadap laki-laki dan perempuan. Alat analisis ini dikembangkan oleh Bappenas yang dapat digunakan para perencana pembangunan dalam melakukan proses perencanaan sehingga kebijakan/ program/ proyek/kegiatan pembangunan yang dihasilkan menjadi responsif gender. Lebihlanjut dengan menggunakan GAP, para perencana kebijakan/ program/ proyek/ kegiatan pembangunan dapat mengidentifikasi kesenjangan gender (gender gap) dan permasalahan gender (gender issue) serta sekaligus rencana kebijakan/ program/ proyek/ kegiatan pembangunan yang ditujukan untuk memperkecil kesenjangan gender.

D.    PENUTUP
          Demikianlah penyusunan makalh ini , tentu masih banyak sekali kesalahan dan kekurangan dalam penulisan dan penyusunannya , maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari dosen penganpu maupun teman teman sangat kami nantikan demi terwujudnya makalh yang lebih baik diakan datang. Terimakasih.

Suka artikel ini ?

About Anonim

Admin Blog

1 comments:

Click here for comments
Terima Kasih Sudah Berkomentar
12 August 2016 at 13:26

mas, mau tanya soal aplikasi dari teknik analisis gender, khusunya longwe apakah harus digunakan pada diwilayah program saja? dan apakah bisa dipakai dalam kajian budaya.? soalnya banyak penelitian yang menggunakan teknik analisis gender pada kajian program2 baik pemerintah atau nonpemerintah. terimakasih
mohon tanggapannya

Selamat Noer Taoefiq dapat PERTAMAX...! Silahkan antri di pom terdekat heheheh...
Balas

Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon

Silakan berkomentar dengan sopan