I.
PENDAHULUAN
Mengenal
kitab-kitab hadis bagi umat muslim adalah suatu keharusan. Karena dengan diketahuinya bentuk kitab hadis
tersebut, baik mulai dari pengarangnya, sistematika penulisannya atau yang lain
yang berhubungan dengan masalah studi
hadis akan memudahkan proses pencarian hadis langsung dari sumbernya dengan
melakukan penelitian ulang tentang kualitas hadis sehingga tidak ragu-ragu
untuk berhujjah menggunakan hadis.
Hadis
atau Sunnah, baik secara struktural ataupun fungsinya telah disepakati oleh
para Muslimin dari berbagai aliran islam sebagai sumber ajaran agama setelah
al-Quran karena dengan adanya hadis itulah ajaran islam semakin menjadi jelas.
Sepanjang sejarah, hadis-hadis yang tercantum dalam berbagai kitab hadis yang
ada telah melalui proses penelitian ilmiah sehingga menghasilkan kualitas hadis
yang diinginkan oleh para penelitinya atau penghimpunnya, maka dari sini
terdapat berbagai macam kitab hadis.
Kitab
hadis tersebut akan berbeda-beda penamaannya jika ditinjau dari segi
kriterianya, begitu juga bila ditinjau dari cara penggunaannya, semua itu akan
menghasilkan kitab yang berbeda-beda.
II.
RUMUSAN MASALAH
a. Kitab
Fiqh/ Ahkam
b. Kitab
Sunan
c. Kitab
Muwattho'
III.
PEMBAHASAN
a. Kitab
fiqh/ ahkam
Kitab
fiqh atau kitab ahkam dalam hadis merupakan kitab yang di dalamnya membahas
tentang hukum-hukum agama atau fiqh baik ubudiyah maupun muamalah. Meskipun
kitab-kitab lain selainnya juga banyak yang membahas fiqh atau ahkam, namun
biasanya tidak fokus hanya dalam bidang tersebut, sedangkan kitab fiqih atau
ahkam ini fokusnya dalam bidang tersebut. Biasanya kitab jenis ini disusun
sesuai runtutan per bab thaharoh, wudhu, sholat... dst. dan tanpa menyebutkan
sanad secara lengkap.[1]
Kitab yang masuk dalam
katagori ini adalah kitab Bulughul maram.
Bulughul
Maram atau Bulugh
al-Maram min Adillat al-Ahkam, disusun oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani (773 H - 852 H). Kitab ini
merupakan kitab hadits tematik yang memuat hadits-hadits yang dijadikan sumber
pengambilan hukum fikih (istinbath) oleh para ahli fikih. Kitab ini
menjadi rujukan utama khususnya bagi fikih dari Mazhab Syafi'i. Kitab ini termasuk kitab
fikih yang menerima pengakuan global dan juga banyak diterjemahkan di seluruh
dunia.
Kitab Bulughul
Maram memuat sekitar 1500-an hadits. Disetiap akhir hadits yang dimuat dalam Bulughul Maram, Ibnu
Hajar menyebutkan siapa perawi hadits asalnya. Bulugh al-Maram
memasukkan hadits-hadits yang berasal dari sumber-sumber utama seperti Sahih al-Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan at-Tirmidzi, Sunan an-Nasa'i, Sunan Ibnu Majah, dan Musnad Ahmad dan selainnya.
Kitab Bulughul
Maram memiliki keutamaan yang istimewa karena seluruh hadits yang termuat
didalamnya kemudian menjadi pondasi landasan fikih dalam mazhab Syafi'i. Selain
menyebutkan asal muasal hadits-hadits yang termuat didalamnya, penyusun juga
memasukkan perbandingan antara beberapa riwayat hadits lainnya yang datang dari
jalur yang lain. Karena keistimewaannya ini, Bulughul Maram hingga kini
tetap menjadi kitab rujukan hadits yang dipakai secara luas tanpa memperdulikan
mazhab fikihnya.
Metode
yang digunakan oleh Ibnu Hajar dalam menyusun kitab ini ialah dengan metode
tematis (maudhu’i) berdasarkan tema-tema fikih, mulai dari Bab Bersuci (Thaharah)
sampai Bab Kompilasi (al-Jami’).. Ia menyeleksi beberapa hadits dari
kitab-kitab shahih, sunan, mu’jam, dan al-Jami yang berkaitan dengan
hukum-hukum fiqih.
Sistematika
kitab Bulughul Maram sebagai berikut :
- Terdiri dari 15
Bab mulai dari Bab Bersuci (Kitab at-Thaharah) sampai Bab
kompilasi (Kitab al-Jami’), setiap bab terdiri dari beberapa sub-bab.
- Memuat sekitar
1500-an buah hadits sahih, hasan, bahkan dha’if yang bertemakan fikih.
- Memotong (ta’liq)
rangkaian sanad kecuali pada tingkat sahabat dan mukharrij.
- Terkadang
menyertakan jalur-jalur periwayatan hadits secara ringkas dan menyebutkan
tambahan-tambahan redaksi dari riwayat lainnya dan menjelaskan statusnya.
- Menjelaskan status
hadits-hadits yang lemah (padanya ada kelemahan, sanadnya lemah... dsb)
atau dengan keterangan Ulama, seperti "dilemahkan oleh Abu Hatim,
dll".
- Dalam hal penguat
hadits, Ibnu hajar menyertakan keterangan ringkas yang hanya mencantumkan
sanad saja tanpa mengulang isi matan.
- Ibnu Hajar
menggunakan istilah tertentu dalam penyebutan yang mengeluarkan hadits
(mukharrij), yakni:
- Rowahu as-Sab'ah untuk hadits yang diriwayatkan oleh
tujuh Imam dalam ilmu Hadits, yaitu Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud,
Tirmidzy, Nasa’i dan Ibnu Majah
- Rowahu as-Sittah untuk hadits yang diriwayatkan oleh
tujuh Imam selain Ahmad
- Rowahu al-Khamsah untuk hadits yang diriwayatkan oleh
tujuh Imam selain Bukhari-Muslim
- Rowahu al-Arba'ah untuk hadits yang diriwayatkan oleh
tujuh Imam selain Ahmad, Bukhari dan Muslim
- Rowahu
ats-Tsalitsah untuk hadits yang
diriwayatkan oleh tujuh Imam selain Ahmad, Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah
- Muttafaqun 'alaih untuk hadits yang diriwayatkan oleh
Bukhari-Muslim
Kitab Bulughul Maram kemudian diberikan
kitab penjelasan oleh banyak ulama dan yang paling mahsyur adalah Subulus Salam karya Muhammad bin Ismail al-Amir ash-Shan’ani. Kitab Subulus Salam sendiri
merupakan ringkasan dari kitab Al-Badrut Tamam karya Al-Husain bin
Muhammad al-Maghribi. Diantara kitab syarh Bulughul Maram yang lain adalah:
- Ibanatul Ahkam, karya Abu Abdullah bin Abdus Salam
Allusy
- Tuhfatul Ayyam fii
Fawaid Bulughil Maram, karya Samy bin Muhammad
- Minhatul ‘Allam, karya Shalih Fauzan
- Syarah bulughil
Maram, karya Athiyyah
Muhammad Salim.[2]
b.
Kitab Sunan
Kitab Sunnan adalah
kitab hadis yang menghimpun hadis-hadis hukum yang marfu' dan disusun
berdasarkan bab-bab fikih. Di antara kitab-kitab yang termasuk Sunan yang
masyhur adalah Sunan Abu Dawud, Sunan al-Tirmidzi, Sunan al-Nasa'i dan Sunan
Ibnu Majah.
Keempat kitab sunan ini
masyhur dengan sebutan al-Sunnan al-Arba'ah. Bila dikatakanal-Sunan
al-Tsalasah, maka maksudnya ketiga sunan yang pertama, yakni selain Sunan Ibnu
Majah. Kitab Sunan ini berbeda dengan kitab Jami’ al-Shahih karena di dalamnya
tidak terdapat pembahasa akidah-akidah dan sirah nabi yang
sebagaimana termuat dalam kitab Jami’ al-Shahih.[3]
Bila dikatakan
al-Khamsah, maka yang dimaksud adalah al-Sunan al-Arba'ahdan Musnad Ahmad. Bila
dikatakan al-Sittah, maka yang dimaksud adalah Shahihaini dan al-Sunnan
al-Arba'ah. Kitab-kitab Sunan juga mendapat perhatian yang cukup besar dari
umat islam sepanjang masa dan kerap dijadikan sebagai referensi terutama
berkaitan dengan soal hukum. Masih terdapat kitab Sunan yang lain seperti Sunan
al-Qubra karya Baihaqi,Sunan Dar al-Qutni dan lain-lain.[4]
Jika kita mengagumi
kitab kumpulan hadits karya Imam At-Tirmidzi dan Imam An-Nasa’i, maka kita
harus terlebih dulu mengagumi kitab kumpulan hadits karya guru mereka yang juga
berjudul As-Sunan.Kitab yang juga banyak bercorak fiqih itu ditulis muhadits
dan faqih besar pada masanya yaitu Al-Imam Sulaiman bin Imran bin
Al-Asy`ats bin Ishaq bin Basyir bin Syidad bin Amr bin Imron Al-Azdy
As-Sajistani atau biasa disebut Imam Abu Dawud.
Kitab As-Sunan tersebut
memuat 4800 hadits yang disaring dari 50.000an hadits. Dan 50.000 hadits itu
sendiri merupakan saringan dari ratusan ribu hadits yang diperolehnya saat
berkelanan. Kumpulan hadits berjumlah 4800 itulah yang lalu ditulis pada kitab
As-Sunan.
Selain ahli hadits, Imam Abu Dawud juga
menonjol sebagai seorang faqih, ahli fiqih. Kefaqihan dan keahliannya dalam
ilmu hadits tampak berpadu ketika Imam Abu Dawud mengritik sejumlah hadits yang
bertalian dengan hukum fiqih dan dalam penjelasan bab-bab fiqih pada
kitab-kitab haditsnya. Kedalaman ilmu Abu Dawud tersebut meski luar biasa--
cukup dimaklumi mengingat beliau murid kesayangan Imam Ahmad bin Hanbal,
pendiri madzhab Hanbali.
Jumlah hadits dalam
Sunan Abu Dawud adalah sebanyak 4800 hadits, sebagian ulama menghitungnya sebanyak
5.2.74 hadits.Perbedaan ini dikarenakan sebagian orang menghitung hadits yang
diulang sebagai satu hadits dan sebagian lagi menghitungnya sebagai dua hadits.
Abu Dawud membagi Sunannya dalam beberapa kitab dan tiap kitab dibagi menjadi
beberapa bab. Jumlah kitab sebanyak 35 buah diantaranya ada 3 kitab yang tidak
dibagi dalam bab-bab. Sedangkan jumlah babnya ada 1.871 bab.[5]
c.
Kitab Muwattho’
Al-Muwatta, Al-Muwaththa
atau Muwatta Malik merupakan kitab hadits dan fiqih yang disusun oleh Imam Malik bin Anas, merupakan salah satu dari Kutubut Tis'ah (sembilan kitab
hadits utama di kalangan Sunni).
Imam
Malik, Yaitu Abu Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abu Amir Al-Ashbahi (93
H dan -179 H). Ia banyak tinggal di Madinah. Ia ulama Islam yang terkenal, dan
pendiri mazhab Maliki. Ia dikenal mempunyai lebih dari seribu murid diantaranya
yang terkenal adalah Imam Syafe'i. Selama kehidupannya, Imam Malik senantiasa
memperbarui Kitab Muwaththa beliau ini, sehingga kitab ini mencerminkan
pembelajaran dan pengetahuan beliau selama lebih dari empat puluh tahun. Kitab
ini mengandung seribuan hadits.
Imam
Malik memberi nama kitab haditsnya dengan nama al-Muwaththa' karena kitab ini
menjadi pembicaraan umat muslim di jamannya, maksudnya kitab tersebut
dimudahkan untuk dipahami dan dan diambil faidahnya oleh manusia. Imam Malik
berkata : "Saya menunjukkan kitabku ini kepada 70 ahli fiqih Madinah.
Semuanya menyepakatiku atasnya, maka saya memberinya nama al-Muwaththa'."
[Tanwir al-Hawalik hal 7, as-Suyuthi]. Kitab al-Muwaththa' karya Imam Malik ini
adalah kitab yang berisikan hadits - hadits Rasulullah Shallallahu'alaihi wa
sallam, perkataan (atsar) para sahabat, fatawa para tabi'in. [Tanwir al-Hawalik
hal 8, as-Suyuthi]
Kedudukan
Al-Muwaththa' didalam ilmu hadits, tingkatnya dibawah Shahih al-Bukhari dan
Shahih Muslim. Bahkan Imam asy-Syafi'i berkata : "Kitab yang paling
shahih setelah al-Qur'an adalah Muwaththa' Imam Malik." [Ulum al-Hadits
hal 14, Ibnu ash-Shalah rahimahullah]
Imam
Malik tidak menulis semua riwayat dari Nabi
. Terdapat ulama lain yang mengumpulkan riwayat
lainnya. Sehingga kitab ini terdiri dari: - Perkataan dan perbuatan Nabi
Muhammad (juga dikenal sebagai sunnah). Riwayat
perkataan dan perbuatan Nabi disebut hadits. - Pendapat dan keputusan resmi
sahabat Nabi, penerus mereka, dan beberapa ulama kemudian.
Kitab
al-Muwaththa' karya Imam Malik ini adalah kitab yang berisikan hadits - hadits
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, atsar - atsar (perkataan) para
sahabat, fatawa - fatawa para tabi'in. Beliau memilahnya dari seratus ribu
hadits yang pernah beliau riwayatkan. [Tanwir al-Hawalik hal 8, as-Suyuthi
rahimahullah]
Menurut
riwayat Yahyah bin Yahyah al-Andalusi hadits yang ada didalamnya mencapai 853
hadits. Akan tetapi Imm Abu Bakar al-Abhari berkata : "Jumlah hadits
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, atsar sahabat dan fatawa tabi'in yang
ada dalam kitab al-Muwaththa' adalah 1720 hadits, yang bersanad sebanyak 600,
mursal 222, mauquf 613 dan fatawa tabi'in 285." [Tajrid at-Tamhid hal 258
dan Tanwir al-Hawarik hal 8]
Jumlah
hadits dalam kitab al-Muwaththa' Imam Malik ini terkadang berbeda - beda
dikarenakan perbedaan orang yang meriwayatkan dari Imam Malik, dimana Imam
Malik selalu membersihkan dan memperbaiki kitab al-Muwaththa' nya ini, karena
beliau tetap menulis dan memperbaikinya selama 40 (empat puluh) tahun. [Tanwir
al-Hawalik hal 8]
Diantara kitab Syarah (Penjelas) al-Muwaththa' yang paling penting
adalah : 1. Al-Istidzkar fi Syarhi Madzahibi Ulama' al-Amshar. 2. At-Tamhid
lima fi al-Muwaththa' min al-Ma'ani wa al-Asanid. Kedua kitab ini karya Imam
Ibnu Abdil Baar (wafat pada tahun 463 H) telah dicetak di Maroko sebanyak 24
jilid.[6]
IV.
PENUTUP
Hanya itulah yang bisa kami sampaikan, kami
menyadari bahwa apa yang telah kami sampaikan tentu banyak kekurangan, untuk
itu saran dan kritik selalu kami harapkan. Selanjutnya Wallahu ‘Alam.
V.
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud Thahan, Taisir
Musthalah Al-Hadis, Maktabatul Ma’arif Linnasri Wattauri’, Al-Riyadl, 1996.
M. Alfatih Suryadilaga, dkk, Ulumul
Hadis, Teras, Yogyakarta, cet. I,
2010.
http://makalahfull.blogspot.com/2013/05/kitab-hadits-sunan-dan-kitab-hadits.html.
http://id.wikipedia.org/wiki/Muwatta_Malik.
[1]
Pengertian ini adalah ijtihad pemakalah.
[2]
http://id.wikipedia.org/wiki/Bulughul_Maram.
[3]
Mahmud Thahan, Taisir
Musthalah Al-Hadis, Maktabatul Ma’arif Linnasri Wattauri’, Al-Riyadl 1996,
Hal. 169.
[5]
http://makalahfull.blogspot.com/2013/05/kitab-hadits-sunan-dan-kitab-hadits.html.
[6]
http://id.wikipedia.org/wiki/Muwatta_Malik.
Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon