MATAHARI

1.     LATAR BELAKANG
Matahari atau Surya adalah bintang di pusat Tata Surya. Bentuknya nyaris bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur medan magnet. Diameternya sekitar 1.392.684 km. kira-kira 109 kali diameter Bumi, dan massanya (sekitar 2×1030 kilogram, 330.000 kali massa Bumi) mewakili kurang lebih 99,86% massa total Tata Surya. Secara kimiawi, sekira tiga perempat massa Matahari terdiri dari hidrogen, sedangkan sisanya didominasi helium. Sisa massa tersebut (1,69%, setara dengan 5.629 kali massa Bumi) terdiri dari elemen-elemen berat seperti oksigen, karbon, neon, besi, dan lain-lain.
Ketika telah dijelaskan di atas bahwa matahari adalah termasuk bintang ini sebenarnya senada dengan firman Allah surah Al waqi’ah : 75- 76 ,
* Ixsù ÞOÅ¡ø%é& ÆìÏ%ºuqyJÎ/ ÏQqàfZ9$# ÇÐÎÈ   ¼çm¯RÎ)ur ÒO|¡s)s9 öq©9 tbqßJn=÷ès? íOŠÏàtã ÇÐÏÈ  
‘’ Yang artinya :  Maka aku bersumpah dengan masa turunnya bagian-bagian Al-Quran. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui.’’
Yang penjelasanya adalah bintang sendiri adalah gumpalan gas yang bersifat membakar , menyala dan menyinari dari dalam dirinya sendiri . cahayanya terus menyala selam jutaan tahun tanpa padam, sebagai akibat interaksi atom atom ringan seoerti gas hidrogen, menyatu membentuk unsur unsur  atom yang lebih berat secara gradual. [1]
Matahari terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu akibat peluruhan gravitasi suatu wilayah di dalam sebuah awan molekul besar. Sebagian besar materi berkumpul di tengah, sementara sisanya memimpih menjadi cakram beredar yang kelak menjadi Tata Surya. Massa pusatnya semakin panas dan padat dan akhirnya memulai fusi termonuklir di intinya. Diduga bahwa hampir semua bintang lain terbentuk dengan proses serupa. Klasifikasi bintang Matahari, berdasarkan kelas spektrumnya, adalah bintang deret utama G (G2V) dan sering digolongkan sebagai katai kuning karena radiasi tampaknya lebih intens dalam porsi spektrum kuning-merah. Meski warnanya putih, dari permukaan Bumi Matahari tampak kuning dikarenakan pembauran cahaya biru di atmosfer.[16] Menurut label kelas spektrum,G2 menandakan suhu permukaannya sekitar 5778 K (5505 °C) dan V menandakan bahwa Matahari, layaknya bintang-bintang lain, merupakan bintang deret utama, sehingga energinya diciptakan oleh fusi nuklir nukleus hidrogen ke dalam helium. Di intinya, Matahari memfusi 620 juta ton metrik hidrogen setiap detik.
Dulu, Matahari dipandang para astronom sebagai bintang kecil dan tidak penting. Sekarang, Matahari dianggap lebih terang daripada sekitar 85% bintang di galaksi Bima Sakti yang didominasi katai merah. Magnitudo absolut Matahari adalah +4,83. Akan tetapi, sebagai bintang yang paling dekat dengan Bumi, Matahari adalah benda tercerah di langit dengan magnitudo tampak −26,74.[19][20] Korona Matahari yang panas terus meluas di luar angkasa dan menciptakan angin matahari, yaitu arus partikel bermuatan yang bergerak hingga heliopause sekitar 100 AU. Gelembung di medium antarbintang yang terbentuk oleh angin matahari, heliosfer, adalah struktur bersambung terbesar di Tata Surya.
Matahari saat ini bergerak melalui Awan Antarbintang Lokal (dekat Awan G) di zona Gelembung Lokal, tepatnya di dalam lingkaran terdalam Lengan Orion di galaksi Bima Sakti. Dari 50 sistem bintang terdekat dalam jarak 17 tahun cahaya dari Bumi (bitnang terdekat adalah katai merah bernama Proxima Centauri sekitar 4,2 tahun cahaya), Matahari memiliki massa terbesar keempat. Matahari mengorbit pusat Bima Sati pada jarak kurang lebih 24.000–26.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Jika dari kutub utara galaksi, Matahari merampungkan satu orbit searah jarum jam dalam kurun sekitar 225–250 juta tahun. Karena Bima Sakti bergerak relatif terhadap radiasi dilihat latar belakang gelombang mikro kosmis (CMB) ke arah konstelasi Hydra dengan bvkecepatan 550 km/detik, kecepatan Matahari relatif terhadap CMB sekitar 370 km/detik ke arah Crater atau Leo.
Jarak rata-rata Matahari dari Bumi sekitar 149.6 juta kilometer (1 AU), meski jaraknya bervariasi seiring pergerakan Bumi menjauhi perihelion pada bulan Januari hingga aphelion pada bulan Juli. Pada jarak rata-rata ini, cahaya bergerak dari Matahari ke Bumi selama 8 menit 19 detik. Energi sinar matahari ini membantu perkembangan nyaris semua bentuk kehidupan di Bumi melalui fotosintesis. dan mengubah iklim dan cuaca Bumi. Dampak luar biasa Matahari terhadap Bumi sudah diamati sejak zaman prasejarah. Matahari juga dianggap oleh sejumlah peradaban sebagai dewa. Pemahaman ilmiah yang akurat mengenai Matahari berkembang perlahan. Pada abad ke-19, beberapa ilmuwan ternama mulai sedikit tahu tentang komposisi fisik dan sumber tenaga Matahari. Pemahaman ini masih terus berkembang sampai sekarang. Ada sejumlah anomali perilaku Matahari yang belum dapat dijelaskan secara ilmiah.[2]
2.     PEMBAHASAN
A.    LANDASAN AYAT DAN TERM – TERM TETNTANG AYAT MATAHARI
1.      Surah yasin ayat 28
ߧôJ¤±9$#ur ̍øgrB 9hs)tGó¡ßJÏ9 $yg©9 4 y7Ï9ºsŒ ㍃Ïø)s? ̓Íyèø9$# ÉOŠÎ=yèø9$# ÇÌÑÈ  
‘’ Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.’’
Penafsiranya:  Dan Matahari beredar mengelilingi poros peredarannya yang tetap, bahwa matahari mengelilinginya sesuai dengan aturan astronomisnya . memang telah terbukti bahwa matahari itu ternyata melakukan rotasi (berputar pada dirinya sendiri) pada sumbunya kira-kira 200 mil per detik. Aturan yang ajaib ini merupakan ketentuan dari Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Kuasa memaksa hamba-hamba-Nya serta yang mengendalikan makhluk-makhluk-Nya dan Maha Tahu tentang keadaan-keadaannya, yaitu Allah yang tak ada satu pun urusan ma.[3] Ÿw ߧôJ¤±9$# ÓÈöt7.^tƒ !$olm; br& x8Íôè? tyJs)ø9$# Ÿwur ã@ø©9$# ß,Î/$y Í$pk¨]9$# 4 @@ä.ur Îû ;7n=sù šcqßst7ó¡o ÇÍÉÈ  
( Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya )
                        Penafsiranya : Tidak benar dan tidak mudah bagi matahari untuk mencapai bulan dalam kecepatan perjalanannya. Karena matahari berjalan dengan kecepatan 1 derajat sehari, sedangkan bulan berjalan dengan kecepatan 13 derajat sehari. Juga, karena masing-masing, mempunyai garis edar khusus yang keduanya tak mungkin bertubrukan. Dan masing-masing, bumi, matahari, maupun bulan, beredar pada falaknya bagaikan berenangnya ikan dalam air. Jadi, matahari bejalan pada garis edarnya sendiri, sedangkan bumi berjalan mengelilingi matahari dalam setahun dan berputar pada dirinya.
              Para ahli falak zaman dahulu beranggapan bahawa benada-benda langit tinggal diam saja pada falaknya, demkian sebagaimana dapat kita lihat pada buku-buku mereka . jadi, sebuah benda langit takkan beredar sendiiri. Akan tetapi harus ada pembawa yang membawanya, dan pembawa itulah yang akan membawanya beredar. Namun, bagaimanakah sesuatu yang tidak mempunyai kebebasan dan tidak punya kemampuan untuk berjalan bisa beredar, padahal dia bahkan dipanggul oleh yang lain. Demikianlah pendapat mereka. Akan tetapi para ulama sekarang berpendapat bahwa semua benda langit berjalan pada garis-garis edarnya sendiri-sendiri di alam edar. Jadi. Kalau begitu benda-bemda tersebut seolah-olah dekat dengan yang ada di laut yang luas.
            Sungguh mengagumkan, wahai pembaca Al-Qur’an-Karim yang budiman. Kenapa Al-Qur’an itu ternyata telah menetapkan sesuatu yang kemudian ditunjukkan kebenarannya oleh penemuan sekarang dan pembantah pendapat-pendapat yang telah tersebut di masa turunnya Al-Qur’an di kalngan para ahli falak dari Yunani, India maupun Cina  inilah penjelasan yang pemakalah kutip dari penjelasan tafsir Al Maraghi.[4]
Kemudian  berikut ini adalah penjelasan dari tafsir Al Misbah,  Dalam tafsir al-Mishbah menjelaskan kandungan ayat 38 menyatakan : Dan  bukti sekaligus agar kamu mengetahui bagaimana Allah menjadikan bagian bumi diliputi kegelapan adalah bahwa maatahari  terus-menerus beredar  pada garis edarnya secara amat teratur sejak penciptaannya hingga kini. Akibat peredarannya itulah maka terjadi malam dan siang serta gelap dan terang. Itulah pengaturan  Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. Sekelumit dari kuasa dan qadrat Allah itu dapat kita ketahui jika kita membayangkan besarnya matahariyang mencapai satu juta kali lipat besarnya bumi, dan bahwa dia bergerak di angkasa raya yang begitu luas, dan dalam keadaan yang sangat teliti dan teratur.
Kata ( تجري )  tajri  pada mulanya digunakan menunjuk perjalanan cepat sesuatu yang memilki kaki (berlari). Lalu, kata ini digunakan juga untuk menggambarkan perindahan satu benda dari satu tempat ke tempat lain, perpindahan yang dinilai cepat dibandingkan dengan perpindahan benda lain yang serupa. Ia juga digunakan untuk  menunjuk perjalanan sangat jauh yang ditempuh dalam waktu yang relatif singkat.
            Kata ‘’ mustaqarr ’’  terambil dari kata ‘’ qarar,I’’ yakni kemantapan/perhentian. Patron kata yang digunakan ayat ini dapat berarti tempat atau waktu. Dengan demikian, kata ini dapat mengandung beberapa makna. Ia dapat berarti matahari bergerak (beredar) menuju[5]
            Di penjelasan lain firman Allah SWT, “Dan matahari berjalan ditempat peredarannya.” Bisa juga perkiraan maknanya, “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar )bagi mereka adalahmatahari. Bisa juga marfu’ (berharakat dhammah) dengan menyamarakan  fi’il yang ditafsirkan oleh yang kedua. Bisa juga ia marfu’ karena mubtada’. Berada pada posisi ‘’ khabar, atau jar.’’
Dinyatakan dalam Shahih Muslim dari Abu Dzar , dia berkata, “Dan matahari berjalan di tempat peredarannya.” Beliau bersabda, “Tempat peredarannya adalah di bawah Arsy.”[6]
            Diriwayatkan juga dari Abu Dzar, bahwa Nabi SAW bersabda pada suatu hari, “Tahukah kalian kemana matahari itu pergi?” Mereka menjawab, “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui?” Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya matahari ini pergi hingga berakhir di tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu ia tunduk sujud. Ia masih terus begitu hingga dikatakan kepadanya, naiklah dan kembalilah ketempat kamu datang. Maka matahari itu pun pergi dan keluar di waktu pagi dari tempat terbitnya, kemudian ia berjalan hingga tempat peredarannya dan itu terletak di bawah Arsy. Kemudian dikatakan kepadanya, ‘Naiklah dan terbitlah dari barat’, maka ia pun terbit dari barat.”[7]

2.      Surah Fushilat ( 37 )
ô`ÏBur ÏmÏG»tƒ#uä ã@øŠ©9$# â$yg¨Y9$#ur ߧôJ¤±9$#ur ãyJs)ø9$#ur 4 Ÿw (#rßàfó¡n@ ħôJ¤±=Ï9 Ÿwur ̍yJs)ù=Ï9 (#rßßÚó$#ur ¬! Ï%©!$#  Æßgs)n=yz bÎ) öNçFZà2 çn$­ƒÎ) šcrßç7÷ès? ÇÌÐÈ  
( dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah yang menciptakannya, jika ialah yang kamu hendak sembah )
                   Penafsiranya : Malam dan siang membawa tanda di antaranya adalah ukuran dan usia alam semesta berhingga, baik dalam ukuran ruang maupun waktu , bukan tak terhingga. [8] ketidakakberhinggaan dalam waktu berarrti keabadian. Dan  jagat raya yang abadi adalah jagat raya tanpa proses penciptaan yang berimplikasi pada penyangkalan keberadaan tuhan. Suatu konsep yang menyimpang dari pandangan fundamental islam bahwa allah merupakan pencipta dan pengatur jagat raya dan isinya.

3.       Surah Al Syams Ayat 1
ħ÷K¤±9$#ur $yg8ptéÏur ÇÊÈ  
( demi matahari dan cahayanya di pagi hari )
            Penafsiranya : Firman-Nya, وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا   “Demi matahari dan cahayanya di pagi hari,” merupakan sumpah yang dipersumpahkan Tuhan kita SWT dengan menyebut matahari dan cahayanya pada agi hari. Maknanya adalah, demi matahari dan siang hari. Allah mengatakan add-dhuhaa, yaitu seluruh siang hari. Riwayat yang sesuai dengan ini adalah.
Bisyr menceritakan kepada kami, ia berkata: Yazid menceritakan keada kami, ia berkata: Sa’id menceritakan kepada kami dari Qatadah, tentang firman-Nya, وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا  , ia berkata, “Ini adalah siang hari.”
Ada yang mengatakan bahwa maknanya adalah cahayanya. Riwayat yang sesuai dengan ini adalah:
Muhammad bin Amr menceritakan kepadaku, ia berkata: Abu Ashim menceritakan kepada kami, ia berkata: Isa menceritakan kepada kami, Al-Harits menceritakan kepadaku, ia berkata: Al- hasan menceritakan kepada kami, ia berkata: Warqa menceritakan kepada kami, semuanya dari Ibnu Abi Najih, dari Mujahid, tentang firman Allah, وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا , ia berkata, “(maksudnya adalah) cahayanya.”[9]
4.      Surah Al Dhuha Ayat 1
4ÓyÕÒ9$#ur ÇÊÈ  
( demi waktu matahari sepenggalahan naik )
            Penafsiranya : Ada apa dengan matahari dan cahayanya pada waktu pagi atau saat matahari naik setinnggi penggalah ? untuk mnjawab hal ini orang cukup melakukan upaya sederhana yaitu keluar rumah pagi hari menuju tempat yang tak terhalang ketika mengarahkan pandangan ketimur. Karena setiap pagi matahari tampak dengan bentuk bulat, tidak pernah berbentuk garis lurus  atau lengkung ke atas, berarti matahari berbntuk bundar seperti bola , bukan seperti lembaran kain lingkarann yang tipis, sebabnya bola akan slalu tampak bundardi lihat dari arah manaapun.  Adapun kain tipis berbentuk lingkaran akan tampak seperti lingkaran jika dilihat dari depan dan berbentuk garis jika dilihat dari sampig.  Barangkali inilah salah satu dari rahasia yang dapat diperoleh dari penampakan matahari pada waktu pagi, matahari bundar.[10]
5.      Surah Al Takwir Ayat 1
#sŒÎ) ߧ÷K¤±9$# ôNuÈhqä. ÇÊÈ  
( apabila matahari digulung )

Penafsiranya:  seperti inikah gambaran matahari yang digulung . matahari sperti berputar mengelilingi porosnya dan pusat matahari bergerak ke arah tertentu dan lintasan tertentu . ataukah ada pemahaman lain tentang matahari digulung. Selama masih ada pemahaman lain yang belum masuk akal kita terima matahari berotasi sekaligus bertranslasi sebagai hipotesis yang kita intepretasi informasi dari ‘’ matahari digulung’’ masalahnya sekarang adalah menguji kebenaran hipotesis matahari berotasi dan bertranslasi.[11]
Di dalam penfasiran lain juga dijelaskan, Takwil firman Allah: إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ (1) وَإِذَا النُّجُومُ انْكَدَرَتْ (2) وَإِذَا الْجِبَالُ سُيِّرَتْ (3) وَإِذَا الْعِشَارُ عُطِّلَتْ (4)  (Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gungu dihancurkan, dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan [tidak dipedulikan])
Para ahli tafsir berbeda pendapat mengenai penakwilan firman-Nya,  إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْApabila matahari digulung,”
Sebagian mengatakan bahwa maknanya adalah, apabila matahari telah sirna sinarnya. Mereka yang berpendapat demikian menyebutkan riwayat-riwayat berikut ini;
            Muhammad bin Sa’ad meceritakan kepadaku, ia berkata; Ayahku menceritakan kepadaku, ia berkata: Pamanku menceritakan kepadaku, ia berkata: Ayahku menceritakan kepadaku dari Ayahnya, dari Ibnu Abbas, tentang firman-Nya, إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ  “Apabila matahari digulung,” ia berkata, “Maksudnya adalah menghilang.
            Muhammad bin Imarah menceritakan kepadaku, Ubaidullah bin Musa menceritakan kepadaku, ia berkata: Israil mengabarkan keada kami dari Abu Yahya, dari Mujahid, tentang firman-Nya,  إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ  “Apabila matahari digulung,” ia berkata, “Maksudnya adalah lenyap dan menghilang.
Ibnu Basysyar dan Ibnu Al-Mutsanna menceritakan kepada kami, keduanya berkata; muhammad bin Ja’far menceritakan kepada kami, ia berkata; Syu’bah menceritakan kepada kami dari Qatadah, tentang ayat, إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ     “Apabila matahari digulung,” ia berkata, “Maksudnya adalah sinarnya menghilang.
Bisyr menceritakan kepada kami, ia berkata: Yazid menceritakan kepada kami, ia berkata; Sa’id menceritakan kepada kami dari Qatadah, tentang firman-Nya إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ  “Apabila matahari digulung,” ia berkata, “Sinarnya lenyap sehingga tidak lagi bersinar.
Ibnu Humaid menceritakan kepadaku, ia berkata: Mahran menceritakan kepada kami dari Sufyan, dari Ayahnya, dari Abu Ya’la, dari Ar-Rabi bin Khutsaim, riwayat yang sama.
Menurut kami pendapat yang benar mengenai ini adalah, dikatakan كُوِّرَتْ  sebagaimana dikatakan oleh Allah SWT. pengertian at-takwiir dalam perkataan orang Arab adalah penghimpunan bagian sesuatu kepada sesuatu, seperti takwiir al-‘imaamah, yakni melilitkan serban di kepala. Juga seperti takwiir al-kaarah, yaitu menghimpunkan bagian pakaian dengan bagian lainnya serta menggulungnya.
Demikian juga firman-Nya, إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ  “Apabila matahari digulung,” maknanya adalah, menghimpun bagiannya kepada bagian lainnya, kemudian menggulungnya lalu melemparkannya. Bila itu dilakukan terhadap matahari, maka lenyaplah sinarnya. [12]
B.    PENGERTIAN GERHANA MATAHARI DAN JENISNYA
            Pengertian Gerhana Matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer. Ketika gerhana Matahari sedang berlangsung, umat Islam yang melihat atau mengetahui gerhana tersebut disunnahkan untuk melakukan salat gerhana (salat khusuf)
Gerhana Matahari dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu:
·         ­­­Gerhana total terjadi apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.
·         Gerhana sebagian terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.
·         Gerhana cincin terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebaan ta'gian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.
·                     Gerhana hibrida bergeser antara gerhana total dan cincin. Pada titik tertentu di permukaan bumi, gerhana ini muncul sebagai gerhana total, sedangkan pada titik-titik lain muncul sebagai gerhana cincin. Gerhana hibrida relatif jarang.


                       


( gerhana ibrida )

( gerhana total )


C. EFEK NEGATIF MENGAMATI  DI SAAT TERJADI GERHANA MATAHARI

Melihat secara langsung ke fotosfer matahari (bagian cincin terang dari Matahari) walaupun hanya dalam beberapa detik dapat mengakibatkan kerusakan permanen retina mata karena radiasi tinggi yang tak terlihat yang dipancarkan dari fotosfer. Kerusakan yang ditimbulkan dapat mengakibatkan kebutaan. Mengamati gerhana Matahari membutuhkan pelindung mata khusus atau dengan menggunakan metode melihat secara tidak langsung. Kaca mata sunglasses tidak aman untuk digunakan karena tidak menyaring radiasi inframerah yang dapat merusak retina mata. Karena cepatnya peredaran Bumi mengitari matahari, gerhana matahari tak mungkin berlangsung lebih dari 7 menit dan 58 detik jadi jika ingin melihatnya lakukan sesegera mungkin.[13]
D.  PERGERAKAN MATAHARI
Ilustrasi rotasi Matahari. Terdapat perubahan posisi bintik Matahari selama terjadi pergerakan
Matahari mempunyai dua macam pergerakan, yaitu sebagai berikut :
·         Matahari berotasi pada sumbunya dengan selama sekitar 27 hari untuk mencapai satu kali putaran.  Gerakan rotasi ini pertama kali diketahui melalui pengamatan terhadap perubahan posisi bintik Matahari. Sumbu rotasi Matahari miring sejauh 7,25° dari sumbu orbit Bumi sehingga kutub utara Matahari akan lebih terlihat di bulan September sementara kutub selatan Matahari lebih terlihat di bulan Maret. Matahari bukanlah bola padat, melainkan bola gas, sehingga Matahari tidak berotasi dengan kecepatan yang seragam.  Ahli astronomi mengemukakan bahwa rotasi bagian interior Matahari tidak sama dengan bagian permukaannya. Bagian inti dan zona radiatif berotasi bersamaan, sedangkan zona konvektif dan fotosfer juga berotasi bersama namun dengan kecepatan yang berbeda. Bagian ekuatorial (tengah) memakan waktu rotasi sekitar 24 hari sedangkan bagian kutubnya berotasi selama sekitar 31 hari. Sumber perbedaan waktu rotasi Matahari tersebut masih diteliti.
·         Matahari dan keseluruhan isi tata surya bergerak di orbitnya mengelilingi galaksi Bimasakti. Matahari terletak sejauh 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi Bimasakti. Kecepatan rata-rata pergerakan ini adalah 828.000 km/jam sehingga diperkirakan akan membutuhkan waktu 230 juta tahun untuk mencapai satu putaran sempurna mengelilingi galaksi.

E  JARAK MATAHARI DENGAN BINTANG TERDEKAT

Sistem bintang yang terdekat dengan Matahari adalah Alpha Centauri. Bintang yang dalam kompleks tersebut yang memilkiki posisi terdekat dengan Matahari adalah Proxima Centauri, sebuah bintang berwarna merah redup yang terdapat dalam rasi bintang Centaurus.  Jarak Matahari ke Proxima Centauri adalah sejauh 4,3 tahun cahaya (39.900 juta km atau 270 ribu unit astronomi), kurang lebih 270 ribu kali jarak matahai ke Bumi.  Para ahli astronomi mengetahui bahwa benda-benda angkasa senantiasa bergerak dalam orbit masing-masing. Oleh karena itu, perhitungan jarak dilakukan berdasarkan pada perubahan posisi suatu bintang dalam kurun waktu tertentu dengan berpatokan pada posisinya terhadap bintang-bintang sekitar. Metode pengukuran ini disebut parallaks (parallax).

F. CIRI KHAS MATAHARI

Berikut ini adalah beberapa ciri khas yang dimiliki oleh Matahari:

Prominensa (lidah api Matahari)

Erupsi prominensa yang terjadi pada 30 Maret 2010
Prominensa adalah salah satu ciri khas Matahari, berupa bagian Matahari menyerupai lidah api yang sangat besar dan terang yang mencuat keluar dari bagian permukaan serta seringkali berbentuk loop (putaran). Prominensa disebut juga sebagai filamen Matahari karena meskipun julurannya sangat terang bila dilihat di angkasa yang gelap, namun tidak lebih terang dari keseluruhan Matahari itu sendiri. Prominensa hanya dapat dilihat dari Bumi dengan bantuan teleskop dan filter. Prominensa terbesar yang pernah ditangkap oleh SOHO (Solar and Heliospheric Observatory) diestimasi berukuran panjang 350 ribu km.
            Sama seperti korona, prominensa terbentuk dari plasma namun memiliki suhu yang lebih dingin. Prominensa berisi materi dengan massa mencapai 100 miliar kg. Prominensa terjadi di lapisan fotosfer Matahari dan bergerak keluar menuju korona Matahari. Plasma prominensa bergerak di sepanjang medan magnet Matahari. Erupsi dapat terjadi ketika struktur prominesa menjadi tidak stabil sehingga akan pecah dan mengeluarkan plasmanya.   Ketika terjadi erupsi, material yang dikeluarkan menjadi bagian dari struktur magnetik yang sangat besar disebut semburan massa korona (coronnal mass ejection/ CME). Pergerakan semburan korona tersebut terjadi pada kecepatan yang sangat tinggi, yaitu antara 20 ribu m/s hingga 3,2 juta km/s. Pergerakan tersebut juga menyebabkan peningkatan suhu hingga puluhan juta derajat dalam waktu singkat. Bila erupsi semburan massa korona mengarah ke Bumi, akan terjadi interaksi dengan medan magnet Bumi dan mengakibatkan terjadinya badai geomagnetik yang berpotensi mengganggu jaringan komunikasi dan listrik. Suatu prominensa yang stabil dapat bertahan di korona hingga berbulan-bulan lamanya dan ukurannya terus membesar setiap hari. Para ahli masih terus meneliti bagaimana dan mengapa prominensa dapat terjadi.
F.      BINTIK BINTIK MATAHARI

Bintik Matahari terlihat seperti noda kehitaman di permukaan Matahari
Bintik Matahari adalaah granula-granula cembung kecil yang ditemukan di bagian fotosfer Matahari dengan jumlah yang tak terhitung. Bintik Matahari tercipta saat garis medan magnet Matahari menembus bagian fotosfer. Ukuran bintik Matahari dapat lebih besar daripada Bumi. Bintik Matahari memiliki daerah yang gelap bernama umbra, yang dikelilingi oleh daerah yang lebih terang disebut penumbra. Warna bintik Matahari terlihat lebih gelap karena suhunya yang jauh lebih rendah dari fotosfer. Suhu di daerah umbra adalah sekitar 2.200 °C sedangkan di daerah penumbra adalah 3.500 °C. Oleh karena emisi cahaya juga dipengaruhi oleh suhu maka bagian bintik Matahari umbra hanya mengemisikan 1/6 kali cahaya bila dibandingkan permukaan Matahari pada ukuran yang sama.

G.  ANGIN MATAHARI

Angin Matahari terbentuk aliran konstan dari partikel-partikel yang dikeluarkan oleh bagian atas atomosfer Matahari, yang bergerak ke seluruh tata surya. Partikel-partikel tersebut memiliki energi yang tinggi, namun proses pergerakannya keluar medan gravitasi Matahari pada kecepatan yang begitu tinggi belum dimengerti secara sempurna. Kecepatan angin surya terbagi dua, yaitu angin cepat yang mencapai 400 km/s dan angin cepat yang mencapai lebih dari 500 km/s. Kecepatan ini juga bertambah secara eksponensial seiring jaraknya dari Matahari. Angin Matahari yang umum terjadi memiliki kecepatan 750 km/s dan berasal dari lubang korona di atmosfer Matahari.
Beberapa bukti adanya angin surya yang dapat dirasakan atau dilihat dari Bumi adalah badai geomagnetik berenergi tinggi yang merusak satelit dan sistem listrik, aurora di Kutub Utara atau Kutub Selatan, dan partikel menyerupai ekor panjang pada komet yang selalu menjauhi Matahari akibat hembusan angin surya. Angin Matahari dapat membahayakan kehidupan di Bumi bila tidak terdapat medan magnet Bumi yang melindungi dari radiasi. Pada kenyataannya, ukuran dan bentuk medan magnet Bumi juga ditentukan oleh kekuatan dan kecepatan angin surya yang melintas
H. BADAI MATAHARI
Badai Matahari terjadi ketika ada pelepasan seketika energi magnetik yang terbentuk di atmosfer Matahari. Plasma Matahari yang meningkat suhunya hingga jutaan Kelvin beserta partikel-partikel lainnya berakselerasi mendekati kecepatan cahaya.[ Total energi yang dilepaskan setara dengan jutaan bom hidrogen berukuran 100 megaton.[ Jumlah dan kekuatan badai Matahari bervariasi. Ketika Matahari aktif dan memiliki banyak bintik, badai Matahari lebih sering terjadi. Badai Matahari seringkali terjadi bersamaan dengan luapan massa korona. Badai Matahari memberikan risiko radiasi yang sangat besar terhadap satelit, pesawat ulang alik, astronot, dan terutama sistem telekomunikasi Bumi. Badai Matahari yang pertama kali tercatat dalam pustaka astronomi adalah pada tanggal 1 September 1859. Dua peneliti, Richard C. Carrington dan Richard Hodgson yang sedang mengobservasi bintik Matahari melalui teleskop di tempat terpisah, mengamati badai Matahari yang terlihat sebagai cahaya putih besar di sekeliling Matahari. Kejadian ini disebut Carrington Event dan menyebabkan lumpuhnya jaringan telegraf transatlantik antara Amerika dan Eropa.[14]
3.      PENUTUP
Demikian makalah yang bisa pemakalah paparakan, pemakalah menyakini masih banyak kekurangan dalam makalah tersebut, dengan demikian kritik dan saran teman teman sangat membantu untuk perbaikan makalah saya selanjutnya. Trimakasih.


DAFTAR PUSTAKA

 Purwanto. Agus, Ayat Ayat Semesta, Bandung : PT Mizan Pustaka, 2008.
Musthafa Al-Babi Al-Halabi,terjemahan tafsir al-Maragi, juz 23, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1987.
Dari  Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas.
Shihab. Quraish,Tafsir Al-Mishbah; pesan kesan dan keserasian al-Qur’an, Juz 11, Jakarta: Lentera Hati, 2002 .
  Al Qurthuby. Imam,  Al jami’ lil Aal Qur’an, Pustaka Azam, 2009.
HR. Muslim dalam pembahasan tentang Iman, bab: Penjelasan Waktu Yang tidak Diterima Keimanan saat itu (1/139).
 Muhammad bin Jarir ath Thabari. Abu Ja’far, Jami’ Al Bayan  Ayi Al Qur’an Ta’wil, Jakarta, Pustaka Azam, 2009.
 Thayyarah. Nadiah, Buku Pintar Sains Dalam Al Qur’an, Jakarta: Dar Al Yamama, 2013.



[1] Dr. Nadiah Thayyarah, Buku Pintar Sains Dalam Al Qur’an, Jakarta: Dar Al Yamama, 2013. Hal. 330
[2] Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
[3] Musthafa Al-Babi Al-Halabi,terjemahan tafsir al-Maragi, juz 23, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1987,hlm.12
[4] Musthafa Al-Babi Al-Halabi,terjemahan tafsir al-Maragi, juz 23, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1987, hlm. 13-14
[5]  M. Quraish Shihab,Tafsir Al-Mishbah; pesan kesan dan keserasian al-Qur’an, Juz 11, Jakarta: Lentera Hati, 2002 hlm. 151
[6]HR. Muslim dalam pembahasan tentang Iman, bab: Penjelasan Waktu Yang tidak Diterima Keimanan saat itu (1/139)
[7] Syeh Imam Al Qurthuby, Al jami’ lil Aal Qur’an, Pustaka Azam, 2009. Hal 67
[8] Agus Purwanto, Ayat Ayat Semesta, Bandung : PT Mizan Pustaka, 2008, Hal. 239
[9] Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath Thabari, Jami’ Al Bayan  Ayi Al Qur’an Ta’wil, Jakarta, Pustaka Azam, 2009, Hal. 658
[10] Agus Purwanto, Ayat Ayat Semesta, Bandung : PT Mizan Pustaka, 2008, Hal. 239
[11] Agus Purwanto, Ayat Ayat Semesta, Bandung : PT Mizan Pustaka, 2008, Hal. 240

[12] Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath Thabari, Jami’ Al Bayan  Ayi Al Qur’an Ta’wil, Jakarta, Pustaka Azam, 2009, Hal. 200
[13] Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
[14] Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Suka artikel ini ?

About Anonim

Admin Blog

Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon

Silakan berkomentar dengan sopan