Tafsir Ayat-ayat Tentang Bintang dan Galaksi

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Disadari bahwa sains adalah sebagian kecil dari ilmu Allah, yang tak lebih dari setitik air di lautan (QS: al-Kahfi: 110). Kendati demikian, tidak lantas untuk diabaikan begitu saja. Karena banyak ayat al-Quran yang memerintahkan kita untuk berupaya mengerti proses-proses kejadian alam. Karena, sesungguhnya dalam penciptaan lngit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal (QS; Ali Imran:190)
Tidak ada kekhawatiran al-Quran jika suatu ketika akan bertentangan dengan temuan sains. Bahkan temuan tersebut sangat fantastis, sebab, apa yang dikemukakan al-Qur’an, justru banyak yang merupakan ujung-ujung dari pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh manusia. Karena al-Qur’an di turunkan untuk menjelaskan segala sesuatu (QS: An-Nahl: 89).
Al Quran menyebutkan banyak fenomena alam raya dan benda-benda luar angkasa, seperti:  bintang, planet, nama bintang, galaksi dan lain-lain.  Allah swt, telah bersumpah dengan fenomena tersebut yang kemudian kita menyadari baru-baru ini bahwa Rasul, Muhammad saw, tidak berbicara menurut keinginan sendiri dan bahwa setiap kata yang dikatakan adalah wahyu dari Allah (QS: An-Najm: 4)
Pada kesempatan kali ini, pemakalah akan memaparkan secara holistik tentang penafsiran ayat-ayat yang berkaitan dengan sains, terutama  tema bintang-bintang dan galaksi. 

2.      Pokok Permasalahan
a.      Bagaimanakah konsep bintang dan galaksi dalam al-Qur’an?
b.      Apa manfaat bintang bagi kehidupan?
BAB II
PEMBAHASAN
1.      Konsep Bintang dan Galaksi dalam al-Qur’an
Bintang
Bintang-bintang adalah seperti matahari, benda-benda samawi yang menjadi wadah fenomena fisik bermacam-macam, yang diantaranya yang paling mudah dilihat adalah pembuatan cahaya. Bintang-bintang adalah benda-benda samawi yang mempunyai cahaya sendiri. Bintang, bahasa Arabnya “Najm” disebutkan dalam al-Qur-an 13 kali. Di dalam tafsir al-Misbah dijelaskan Kata najm jamaknya "Nujum" akar kata itu berarti, “nampak”. Kata itu menunjukkan suatu benda samawi yang dapat kita lihat dengan tidak mengerti lebih jauh apakah benda itu memancarkan cahaya atau hanya memberikan refleks daripada cahaya yang ia terima dari luar. Untuk memberi gambaran yang tepat bahwa suatu benda samawi adalah benda yang kita namakan bintang, disebutkan dalam surat at-Thariq ayat 1-3:
Ïä!$uK¡¡9$#ur É-Í$©Ü9$#ur ÇÊÈ   !$tBur y71u÷Šr& $tB ä-Í$©Ü9$# ÇËÈ   ãNôf¨Y9$# Ü=Ï%$¨W9$# ÇÌÈ  

 Artinya: "Demi langit dan yang datang pada malam hari, tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari, yaitu bintang yang cahayanya menembus."

Bintang pada waktu malam diberi sifat dalam Qur-an dengan kata "tsaqib," artinya yang membakar, dan membakar diri sendiri dan yang menembus. Di sini menembus kegelapan waktu malam. Kata yang sama "tsaqib," juga dipakai untuk menunjukkan bintang-bintang yang berekor; ekor itu adalah hasil pembakaran internal.[1]
Kata  najama ini digunakan oleh al-Qur’an membedakan kata Najm dan kaukab  dari sisi bahwa najm adalah bintang yang cahanya bersumber dari dirinya sendiri, sedang kaukab tidak demikian. Sementara ulama memahami an-najm apada ayat ini mencakup semua bintang, yakni semua benda langit yang memancarkan cahaya dan tersusun dari gas-gas yang panas.
Bintang adalah benda angkasa yang memilki cahaya sendiri. Salah satu bintang adalah matahari atau disebut bintang matahari. Kelompok bintang-bintang yang membentuk pola tertentu dan letaknya berdekatan disebut rasi bintang atau konstelasi bintang. Terdapat 12 rasi bintang yang di sekitar ekliptika yang disebut zodiak; Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricornus, Aquarius, dan Pisces.[2] 
Selanjutnya sebuah ayat yang mengungkap kondisi langit yang perlu mendapat pemikiran lebih serius dengan sebuah pertanyaan dari Allah: “tahukah kamu tentang bintang yang cahayanya menembus?”. Kata tsaqib terambil dari kata tsaqaba yang berarti melubangi atau menembus sesuatu yang padat dan menyatu bumi ditutupi oleh kegelapan malam. Hal ini perlu dibuktikan melalui penelitian sains moderen dengan menggunakan peralatan dan perhitungan yang cermat untuk mengungkap hal tersebut. Bintang pada malam hari diberi sifat dalam al-Qur'an dengan kata tsaqib artinya yang membakar, membakat diri sendiri dan yang menembus. Di sini berarti menembus kegelapan waktu malam.
Kata yang sama tsaqib juga dipakai untuk menunjukkan bintang-bintang yang berekor. Ekor itu adalah hasil pembakatan di dalamnya. Sesuai dengan pengamatan sains moderen bahwa bintang berekor adalah komet lonjong dan muncul 100 tahun sekali. Komet juga merupakan anggota tata surya. Jika mendekati matahari maka sebagian massa dari komet itu terbakar akibat dari radiasi (angiri) matahari dan mengeluarkan semburan api, sehingga tampak seperti ekor dan disebut dengan bintang berekor.
Jadi pada hakikatnya, bintang ada yang sedemekian besar sehingga melebihi ribuan bahkan jutaan kali matahari. Bintang juga sangat panas, yang panas warnanya putih kebiru-biruan dan suhu permukaannya lebih dari 20.000  drajat Celcius. Bintang yang lebih dingin berwarna kekuning-kuningan atau merah. Matahari adalah bintang kuning yang berukuran sedang.[3]
Hancur dan hilangnya Bintang
Masih berhubungan dengan bintang, namun di sini mengenai ayat al-qur’an yang berhubungan dengan peristiwa hancurnya atau hilangnya sebuah bintang.
#sŒÎ)ur ãPqàfY9$# ôNuys3R$# ÇËÈ  
Artinya: Dan apabila bintang-bintang berjatuhan, (QS At-Takwir: 2)
#sŒÎ*sù ãPqàfY9$# ôM|¡ÏJèÛ ÇÑÈ  
Artinya: Maka apabila bintang-bintang telah dihapuskan”(QS: al-Mursalat; 8)
Peristiwa ini disebut sebagai Nova oleh para ilmuwan, Sebuah bintang yang tiba-tiba mengalami peningkatan kecemerlangan. Peristiwa ini disebut Nova yang dalam bahasa latin memiliki arti “bintang baru”. Disebut bintang baru karena, bintang yang biasanya redup dan tidak dapat dilihat dengan mata tanpa alat, tiba-tiba menjadi obyek yang sangat terang di langit ketika ia menjadi nova.
Selain nova, ada peristiwa ledakan yang lebih dahsyat lagi yang kita kenal sebagai ledakan supernova. Nama supernova di dapat dari peristiwa terangnya sebuah bintang yang jauh lebih terang dari nova. Supernova merupakan peristiwa ledakan bintang yang miliaran kali lebih terang dari nova dan dikenal sebagai salah satu cara bintang mengakhiri hidupnya.  Peningkatan kuat cahayanya kira-kira 8 kali lebih besar dari nova.
Lanjut Hipernova merupakan peristiwa yang jauh lebih dahsyat dari supernova. Meskipun belum dapat dipastikan bagaimana proses yang tepat untuk kejadiannya, yang bisa diketahui hanyalah terbentuknya sebuah lubang hitam dan pelepasan energi dalam jumlah besar dalam bentuk sinar gamma.[4]
 karakter bintang
Ixsù ãNÅ¡ø%é& ħ¨Zèƒø:$$Î/ ÇÊÎÈ   Í#uqpgø:$# ħ¨Yä3ø9$# ÇÊÏÈ  
 Artinya: Sungguh, Aku bersumpah demi bintang tersembunyi, Yang bergerak cepat yang menyapu  (QS at-Takwir: 15-16)
Dalam ayat ini Allah bersumpah dengan salah satu makhluk-Nya yakni bintang yang memiliki tiga karakter. Pertama, khunnas (الْخُنَّسِ); yang tersembunyi dan tidak terlihat. Karenanya, setan disebut juga khannaas (الخناس) karena ia tidak terlihat oleh bani Adam. Ini persis yang disebutkan ilmuwan tentang karakter black hole yakni; invisible. 
Kedua, aljawaar (الْجَوَارِ) bergerak cepat dan sangat cepat. dan karakter black hole kedua adalah moves (bergerak). Lafadz Al Quran tajri lebih jelas penjabarannya dibanding penjelasan ilmuwan, sebab kata tajri bermakna bergerak cepat atau lari. Sementara moves tidak menggambarkan bergerak dengan cepat.
Ketiga, al-kunnas (الْكُنَّسِ) yang menyapu dan menelan setiap yang ditemuinya. Ini merupakan karakter black hole yang ketiga yaitu: vacuum cleaner.  Kunnas berasal dari kanasa artinya menyapu, miknasah (sapu) alat untuk menyapu. Kunnas adalah bentuk jamak dari kaanis yang menyapu. Kunnas adalah shigat muntaha jumuk (bentuk jamak paling tinggi) dari bentuk tunggal kaanis.  
Para ulama tafsir klasik menjelaskan makna khunnas al jawaril kunnas adalah bintang yang cahayanya tidak muncul di siang hari dan muncul di malam hari. Namun ini hanya penafsiran bukan makna sesungguhnya. Penafsiran paling sesuai dengan realitas alam raya adalah black holes. [5]

Galaksi
Ïä!$uK¡¡9$#ur ÏN#sŒ ÆlrçŽã9ø9$# ÇÊÈ   ÏQöquø9$#ur ÏŠqããöqpRùQ$# ÇËÈ   7Ïd$x©ur 7ŠqåkôtBur ÇÌÈ  
Artinya: “Demi langit yang mempunyai gugusan bintang, Dan hari yang dijanjikan, Dan yang menyaksikan dan yang disaksikan.”QS; al-Buruj: 1-3

Kata  البروجal-Buruj adalah bentuk jamak dari kata البرج al-burj yang mulanya berarti sesuatu yang nampak. Kata ini sering kali digunakan dalam arti bangunan besar atau istana yang tinggi. Karena besaran dan ketinggiannya menjadikan ia tampak jelas. Banyak ulama memahami kata al-Buruj  dalam arti gugusan bintang.[6]
Semua bintang yang dapat kita lihat dengan mata, termasuk matahari hanyalah sebagian kecil bintang dalam galaksi kita. Jumlah galaksi yang ditaksir 200 Miliar. Bila pada malam hari yang cerah kita melihat ke arah  pusat bintang galaksi kita dapat melihat jalur putih yang membentang di langit, yaitu Bima Sakti atau Milky Way. Jalur putih ini adalah kumpulan bermiliar bintang membentang di galaksi.[7]
            Galaksi kita bukan satu-satunya yang ada di alam semesta.  Galaksi Andromeda, adalah galaksi besar yang dekat dengan galaksi Bima sakti. Jarak galaksi ini, 2,2 juta tahun cahaya. Di galaksi Andromeda terkandung 250 miliar bintang.[8]
ߧôJ¤±9$#ur ̍øgrB 9hs)tGó¡ßJÏ9 $yg©9 4 y7Ï9ºsŒ ㍃Ïø)s? ̓Íyèø9$# ÉOŠÎ=yèø9$# ÇÌÑÈ  
 Artinya: Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. (QS: Yasiin:  38)
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur'an ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.
Terdapat sekitar 200 miliar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.
Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi yang lain pun berjalan pada kecepatan yang luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satu pun dari benda-benda angkasa ini saling memotong dengan lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, sudah teramati bahwa sejumlah galaksi yang berpapasan satu sama lain, tidak akan saling bersentuhan satu pun dari bagian-bagiannya.
Dapat dipastikan bahwa pada saat Al Qur'an diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop seperti masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa yang berjarak jutaan hingga miliaran kilometer, tidak pula punya pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Karenanya, saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa "dipenuhi lintasan dan garis edar" sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi, hal ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Qur'an yang diturunkan pada saat itu: karena Al Qur'an adalah firman Allah.[9]

2.      Manfaat Rasi Bintang Bagi Manusia Menurut al-Qur’an
Rasi bintang atau konstelasi adalah sekelompok bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus dan maksud tertentu dari Sang Pencipta alam semesta. Al-Qur'an telah menjelaskan fungsi dan manfaat bintang-bintang di langit bagi kepentingan umat manusia di bumi, seperti sebagai alamat yang menjadi petunjuk pada kegelapan darat dan lautan, penghias bagi langit dunia dan lain sebagainya. 
Al-Qur'an juga menegaskan bahwa bintang-bintang juga itu menjadi sumber rezki di langit dan sekaligus menjadi perisai yang membendung keganasan rerentuhan benda-benda langit yang setiap detik mengancam keberlangsungan hidup di dunia. Karena Allah telah melengkapi bintang-bintang tersebut dengan berbagai perasarana keselamatan, seperti keterikatan yang kokoh, kepaduannya satu sama lain dan gaya gravitasi yang dimiliki masing-masing, sehingga tidak saling mengancam satu sama lain. 
Berikut ini beberpa contoh manfaat-manfaat bintang dan rasi bintang tersebut: 
Pertama: Rasi bintang sebagai sarana petunjuk arah di pada kegelapan darat dan lautan, Allah SWT berfirman:
 وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ النُّجُومَ لِتَهْتَدُوا بِهَا فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ قَدْ فَصَّلْنَا الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (٩٧)

Artinya"Dan Dia-lah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui" (QS: 6: 97). 
Ayat ini dapat diartikan bahwa Allah SWT telah merekayasa bintang-bintang di langit membentuk sebuah konfigurasi khusus sebagai konstelasi atau rasi bintang, sehingga dapat dijadikan untuk menentukan arah. Jika kita menemukan bintang utara, kita akan dapat menemukan arah utara, selatan, timur, dan barat. Dengan mengetahui arah, kita dapat menemukan jalan saat tersesat, atau ketika berlayar di laut.[10]
Kedua: Rasi bintang sebagai penghias langit dunia: Rasi bintang sebagaimana juga bintang lainnya dan planet-planet, merupakan keistimewaan langit dunia dan penghiasnya, seperti firman Allah:
وَلَقَدْ جَعَلْنَا فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَزَيَّنَّاهَا لِلنَّاظِرِينَ (١٦

Artinya"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang(nya)" (QS: 15: 16)
.إِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِزِينَةٍ الْكَوَاكِبِ (٦)

Artinya:"Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang"(QS:37:6)

َقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (١٢)

Artinya"Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui"(QS: 41: 12)

وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ (٥)

Artinya"Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala" (QS: 67: 5). 

Ketiga: Konfigurasi, bintang-bintang (pelita), planet-planet dan satelit-satelit alami adalah sarana yang paling penting untuk cahaya gelap malam, terutama dengan cahayanya sendiri dan planet-planet serta satelit-satelit refleksi lampu-lampu bintang memberikan cahaya juga. Jika tidak demikian, bumi menjadi gelap-gulita malam. Mencengkeram, menakutkan dan sangat mengganggu. 

x8u$t6s? Ï%©!$# Ÿ@yèy_ Îû Ïä!$yJ¡¡9$# %[`rãç/ Ÿ@yèy_ur $pkŽÏù %[`ºuŽÅ  #\yJs%ur #ZŽÏYB ÇÏÊÈ  
Artinya: “Maha suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya”.

Keempat: Rasi bintang sebagai bintang-bintang dan planet-planet rudal untuk setan: Manusia mempercayai bahwa rudal untuk setan cukup hanya dengan meteor saja, firman Allah SWT: 
وَلَقَدْ جَعَلْنَا فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَزَيَّنَّاهَا لِلنَّاظِرِينَ (١٦) وَحَفِظْنَاهَا مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ رَجِيمٍ (١٧) إِلا مَنِ سْتَرَقَ السَّمْعَ فَأَتْبَعَهُ شِهَابٌ مُبِينٌ (١٨)

Artinya"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang (nya), Dan Kami menjaganya dari tiap-tiap setan yang terkutuk, Kecuali setan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang (meteor)" (QS: 15: 16-18).

إِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِزِينَةٍ الْكَوَاكِبِ (٦) وَحِفْظًا مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ مَارِدٍ (٧) لا يَسَّمَّعُونَ إِلَى الْمَلإ الأعْلَى وَيُقْذَفُونَ مِنْ كُلِ جَانِبٍ (٨) دُحُورًا وَلَهُمْ عَذَابٌ وَاصِبٌ (٩) إِلا مَنْ خَطِفَ الْخَطْفَةَ فَأَتْبَعَهُ شِهَابٌ ثَاقِبٌ (١٠)
Artinya"Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang, dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap setan yang sangat durhaka, setan-setan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal, akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); Maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang (meteor)" (QS: 37:10-6)
.وَأَنَّا لَمَسْنَا السَّمَاءَ فَوَجَدْنَاهَا مُلِئَتْ حَرَسًا شَدِيدًا وَشُهُبًا (٨)
Artinya"Dan sesungguhnya kami (bangsa jin) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api (meteor)" (QS: 72: 8). 

Kelima: Rasi bintang, bintang dan planet-planet sebagai sumber memperoleh rezki dari langit, seperti firman Allah SWT:
وَفِي السَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ (٢٢)
Artinya"Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu" (QS: 51: 22). 

Para pakar tafsir dunia mengomentari ayat ini sebagai urusan rezki dan penentuan janji, karena yang dijanjikan itu adalah surga atau neraka dan keberuntungan (pahala) atau siksaan. Sebagian ahli tafsir yang lain sebagai hujan, menafsirkan langit sebagai awan. 
Tentu semua penafsiran ini benar adanya, dan benar juga ungkapan Ibnu Abbas ra. yang mengatakan bahwa waktulah akan menafsirkan al-Qur’an, tokoh-tokoh tafsir di atas umumnya lahir sebelum era observasi ke luar angkasa maka pengetahuan astronomi mereka sangat terbatas. Namun belakangan ini fakta ilmiah datang meyakinkan bahwa segala aspek yang telah diciptakan oleh Allah SWT di jantung bintang-bintang merupakan sumber rezeki dan diturunkan ke bumi dengan skala telah ditentukan sesuai ukurannya. Itu semua diketahui setelah abad pertengahan terutama setelah tahun 1960-an.[11] 
BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Penulis sangat  yakin bahwa generasi-generasi mendatang, akan mengungkap lebih banyak lagi rahasia-rahasia yang  jauh dari yang kita ketahui sekarang. Dengan demikian, isyarat-isyarat ilmiah alam semesta dalam al-Qur'an akan tetap menjadi saksi keagungan Allah SWT dan bukit ketuhanan-Nya yang mutlak. Begitu juga dapat mengukuhkan kenabian dan risalah, bahwa nabi Muhammad SAW tiada-lah berucap sesuka hati tetapi wahyu dari Allah Pencipta alam semesta

2.      Saran
Demikianlah makalah tenteng “Tafsir Ayat Tentang Bintang dan Galaksi” yang kami susun. Tentunya dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam  ssegi penulisan maupun segi materinya. Maka dari itu, kami mohon kritik dan saran yang membangun agar dapat lebih baik lagi dalam penyusunan makalah selanjutnya.









Daftar Pustaka
Abidin ,Dr. Danial Zainal, E-book QUR’AN SAINTIFIK, Menerka Qur’an daripada Teropong Sains. (PTS Millennia Sdn Bhd)

Admiranto, Gunawan, menjelajahi Bintang, galaksi, dan Alam Semesta,  Yogyakarta: PENERBIT KANISIUS)  2009

al-Ghazali, Amru dan Khalid, Muhammad dan Imam, Segarkan Imanmu dengan Ibadah Berfikir, Selaksa Hikmah di Balik Ciptaan Allah, (Jakarta: PT SERAMBI ILMU SEMESTA) 2006

Bucaille, Dr. Maurice, Bibel, Qur’an, dan Sains Modern, Terj. Rasyidi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979

Hartono, Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta, (Bandung: Penerbit Citra Praya) 2007

Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an. Jakarta: lentera Hati 2003

Sutantyo, Winardi, bintang-bintang di Alam Semesta, (Bandung: ITB 2010)

Yahya, Harun, E-book Keajaiban Al-Qur’an, (International: 2003)



[1] Dr. Maurice Bucaille, Bibel, Qur’an, dan Sains Modern, Terj. Rasyidi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 156
[2] Hartono, Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta, bandung: Penerbit Citra Praya) 2007 hal 30
[3]  M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Jakarta: lentera Hati. 2003. Vol 15 h. 205
[4] Dr. Danial Zainal Abidin, E-book QUR’AN SAINTIFIK, Menerka Qur’an daripada Teropong Sains. (PTS Millennia Sdn Bhd hal. 55
[5] Dr. Danial Zainal Abidin,),,, hal 44 
[6] M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,,, (QS al-Bururj)
[7] Winardi sutantyo, bintang-bintang di Alam Semesta, (Bandung: ITB 2010) hal 9
[8] Winardi sutantyo, bintang-bintang di Alam Semesta,,, hal 11
[9] Harun Yahya, E-book Keajaiban Al-Qur’an, (International: 2003) hal 12 - 14    
[10]  Gunawan admiranto, menjelajahi Bintang, galaksi, dan Alam Semesta,  Yogyakarta: PENERBIT KANISIUS)  2009 Hal. 1
[11] Amru Muhammad Khalid dan Imam al-Ghazali, Segarkan Imanmu dengan Ibadah Berfikir, Selaksa Hikmah di Balik Ciptaan Allah, (Jakarta: PT SERAMBI ILMU SEMESTA) 2006 Hal. 128
Suka artikel ini ?

About Anonim

Admin Blog

1 comments:

Click here for comments
Terima Kasih Sudah Berkomentar
29 June 2016 at 09:30

Sangat membantu membuka fikiran ke arah yang sangat luar biasa tentang pemahaman dari segi astronomi..:)

Selamat Unknown dapat PERTAMAX...! Silahkan antri di pom terdekat heheheh...
Balas

Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon

Silakan berkomentar dengan sopan