Oleh: Zaimuddin Ahya'
I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN
Kitab
tafsir jalalain adalah kitab tafsir terpopuler di pesantren Indonesia,
khususnya pesantren tradisionalis. Dan pemakalah sendiri telah membuktikan.
Ketika nyantri diberbagai pesantren kitab tafsir jalalain pasti ada hlaqoh yang
membacakan kitab tarsir tersebut. Mungkin karena pembhasannya ringkas dan mudah
difahami. Bahkan ada kiyai yang melanggengkan pembacaan tarsir tersebut.
Tafsir
ini mempunyai keunika. disamping
ringkas, tafsir jalalain di tulis oleh dua penulis. Imam jalaluddin al-mahalli
dan Imam Jalaluddin al-Sayuthi.
Dalam makalah
ini, kami mencoba menguraikan seputar kitab tafsir jalalain. Mulai dari
beografi penulis, metode dan corak kitab tafsir jalalain.
II.
BEOGRAFI PENULIS
A. Beografi
Imam Jalaluddin Al-Mahalli
Nama lengkap beliau adalah Jalaluddin Muhammad
bin Muhammad bin Ibrahim al-Mahalli
al-Syafi’i. beliau di lahirkan di Mesir pada tahun 797 H. Beliau
mempelajari banyak fan ilmu. Diantaranya; Fiqh, Kalam, Ushul, Gramtika Arab, Mantiq
dan lain-lain.
Diantara guru-guru beliu adalah Mahmud al-Aqsoro’I,
Burhan al-Bajuri, al-Syams al-Basati dan lain-lain. Beliau hidup menuruti jalan
ulama’ salaf, wira’i, amar ma’ruf nahi mungkar. Imam a-Mahalli
banyak mengarang kitab. Dan, karangan beliau banyak diminati, karena bahasanya
ringkas tapi indah. Beliau wafat pada hari pertama tahun 764 H.[1]
B. Biografi
Imam Jalaluddin As-Suyuti
Imam Sayuti dilahirkan diawal bulan Rajab tahun
849 H. dia wafat bulan Jumadil Ula tahun 911 H. Beliau dimakamkan di Husy
Qursyun di luar bab al-Qarafah, Cairo. Al-Hafidz ad-Daudy murid dari Imam
Sayuti membuat biografi tersendiri dari kitab gurunya al-Hafidz Sayuti.
Al-Hafidz Sayuti sendiri memuat biografi dari dirinya dalam banyak kitab, dari
salah satu kitab itu dituturkan sesuatu yang tidak dijelaskan di kitab lainnya.
Selain itu juga banyak yang membuat biografinya, baik dari kalangan pendukung
dan penentangnya, demikian juga orang yang bersikap moderat di antara keduanya.
Di antara ulama’ dahulu yang membuat biografinya adalah Imam Ibnu Iyas dalam
kitab sejarahnya. Juga pemilik kitab al-Kawakib as Sa’irah, dan Abdul Ghani
an-Nablisy.
Dari kalangan ulama modern yang membuat
biografinya adalah Imam al-Muhaqqiq Sayid Abdul Hay al-Kanani. Imam Sayuti
merupakan puncak dari tokoh-tokoh yang berpengaruh sehingga banyak yang mengomentarinya,
baik orang yang mencela maupun memujinya. Dia produktif dalam karyanya, pemilik
daya ingat yang kuat dan semangat yang tinggi sejak kecilnya. Maka dia telah
menghafal al-Qur’an sebelum usia delapan tahun.
Dia belajar dan nyantri pada gurunya, yang
jumlah gurunya hingga mencapai 600 orang. Adapun guru di bidang riwayat hadis
dan ijazahnya mencapai 150 guru. Kitab-kitab karyanya mencapai 500 kitab.
Sebagian kitab ini adalah karangan asli, sebagian rangkuman dari kitab-kitab
sebelumnya, sebagian lagi adalah adalah kumpulan tulisan dan susunan.
Karakteristik penulisannya terdapat disemua kitabnya, maka dalam karya-karyanya
tidak ditemukan komentar, baik yang karangan, himpunan atau susunannya.[2]
III.
KARYA-KARYA PENULIS
A. Karya-Karya
Imam Jalaluddin Al-Mahalli
Beliau
menulis banyak kita, diantaranya adalah; Syarah Jam’ul jawami’ fi al-ushul,
Syarah al-Minhaj fi fiqh al-Syafi’I, Syarah Waroqot fi al-ushul.[3]
B. Karya-Karya
Imam Jalaluddin Al-Sayuthi
Ibnu Imad berkata dalam beberapa catatan, bahwa
muridnya al-Hafidz as-Sayuti memiliki nama-nama kitab karyanya yang besar, yang
utuh dan terhimpun, jumlahnya menghabiskan angka 500 karya. Karya-karyanya
popular seantero bumi baik Timur dan Barat.
Sayyid Muhammad Abdul Hay al-Kanani
mengatakan:”Di Mesir penuh dengan kumpulan-kumpulan karya as-Sayuti. Di tahun
904 sebelum 7 tahun dari wafatnya tercatat karyanya berjumlah 538, jumlah
karyanya di bidang ilmu tafsir sebanyak 73, dalam Hadis 205, di bidang Mustholah
al-Hadis sebanyak 20, Lughoh, Nahwu dan Tasrif 66, al-Ma’ani, Bayani, dan Badi’
6, kitab yang dihimpun dari berbagai disiplin ilmu 80, at-Tabaqat wat-Tarikh
30, dan al-Jami’ 37.[4]
IV.
LATAR BELAKANG PENULISAN
Kitab
tafsir ini ditulis oleh dua penulis, Imam
Jalaluddin al-Mahalli menulis mulai surat al-Kahfi sampai surat al-Nas,
kemudian baru menafsirkan surat al-Fatihah. Adapun Imam al-Sayuthi menulis
tafsir setelah Imam al-Mahalli dan menyempurnakan tafsir tersebut. Beliau memulai
dari surat al-Baqarah sampai akhir surat al-Isra’ dan meletakkan surat al-Fatihal
di akhir kitab tafsir jalalain sebagai tanda yang menafsirkan adalah penulis
awal.
Pemakalah
sejauh ini belum menemukan apa yang melatar belakangi Imam al-Mahalli menulis
kitab tafsir ini. Sedangkan yang melatar belakangi Imam al-Sayuthi adalah
adanya permintaan dari para pecinta tafsir karya Imam al-Mahalli dan mendorong
Imam al-Sayuthi berkenan menyempurnakan kitab tafsir tersebut.[5]
V.
METODE PENAFSIRAN
Metode yang digunakan dalam kitab tafsir Jalalain
ini adalah metode ijmali. Yakni, hanya menjelaskan arti dan maksud ayat dengan
uraian singkat yang dapat menjelaskan sebatas artinya tanpa menyinggung hal-hal
selain arti yang dikehendaki. Penafsir membahas secara runtut berdasarkan
urutan mushaf, kemudian mengemukakan makna global yang dimaksud ayat tersebut.[6] Tafsir jalalain juga menggunakkan arjahul
aqwal (pendapat paling unggul), menjelaskan I’rob yang sulit, perbedaan
qiro’at.[7]
VI.
CORAK PENAFSIRAN
Ditinjau dari aspek penafsiran, Tafsir Jalalain
cenderung menonjolkan analisa bahasa, Nahwu dan Sharaf (Tata Bahasa Arab), dari
sisi susunan kalimat dan asal-usul kata, serta analisis tajwid dan tata cara
membaca Al-Quran. Terkait dengan Al-Quran, penguasaan ilmu-ilmu tersebut
merupakan prasyarat mutlak untuk bisa membaca dan memahami Al-Quran dengan
benar. Jadi dapat disimpulkan bahawa corak tafsir jalalain adalah corak lughowi
(bahasa). [8]
VII.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Salim, Abd. Muin, Metodologi Ilmu Tafsir, Yogyakarta:
TERAS, 2005 M
al-Dzahabi,Muhammad Husain, Tafsir wal Mufassirun,
Bairut Lebanon, Cet. Ke 2, Thn.1976 M
Mahmud, Mani’ Abd Halim, Metodologi Tafsir, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, Thn 2006 M
[1] Dr. Muhammad Husain al-Dzahabi, Tafsir wal Mufassirun,
Bairut Lebanon, Cet. Ke 2, Thn.1976 M, Hlm. 333-334
[2] Prof. Dr. Mani’ Abd Halim Mahmud, Metodologi Tafsir, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, Thn 2006 M, Hlm. 126-127
[3] Dr. Muhammad Husain al-Dzahabi, Tafsir wal Mufassirun,
Bairut Lebanon, Cet. Ke 2, Thn.1976 M, Hlm. 334
[4] Prof. Dr. Mani’ Abd Halim Mahmud, Metodologi Tafsir, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, Thn 2006, Hlm. 127-128
[5] Dr. Muhammad Husain al-Dzahabi, Tafsir wal Mufassirun,
Bairut Lebanon, Cet. Ke 2, Thn.1976 M, Hlm. 334-335
[6] Prof. Dr. Abd. Muin Salim, MA, Metodologi Ilmu Tafsir, Yogyakarta:
TERAS, 2005 M, Hlm. 45
[7] Dr. Muhammad Husain al-Dzahabi, Tafsir wal Mufassirun,
Bairut Lebanon, Cet. Ke 2, Thn.1976 M, Hlm. 336
Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon