I.
Pendahuluan
Sebagai sumber rujukan kedua umat Islam, tentunya
hadis berbeda dengan al-Qur’an yang bersumber dari Allah SWT. Tidak sebagaimana
rujukan pertama yang eksistensinya disepakati oleh seluruh umat Islam, sebagian
orang masih memperselisihkannya.
Pada tahap selanjutnya, pembahasan mengenai seluk
beluk hadis ini kemudian berkembang dan memunculkan cabang-cabang baru. Seperti
contohnya pembahasan mengenai seluk beluk hadis yang telah terkodifikasikan
menjadi suatu kitab oleh para ulama’ pendahulu. Adapun lingkup pembahasannya
meliputi seluk beluk kitab-kitab kumpulan hadis-hadis Nabi yang telah jadi
seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim, dan lain sebagainya.
II.
Rumusan
Masalah
A.
Kitab hadits Mustadrak
B.
Kitab hadits Mustakharaj
C.
Kitab hadits Zawaid
III.
Pembahasan
A.
Kitab Hadits
Mustadrak
Kitab Mustadrak adalah kitab hadits yang disusun untuk
mengakomodir hadits-hadits tertentu yang tidak dimuat dalam kitab-kitab hadits
sebelumnya, atau diabaikan karena dianggap rendah kualitasnya. Selanjutnya oleh
penulis dicarikan jajaran sanad lainnya sehingga hadits-hadits tersebut dapat
disandingkan dengan hadits-hdits shahih yang telah ada.[1]
Mustadrak ini merupakan bagian yang diusulkan dalam
sebuah kitab sebelumnya terlewatkan oleh penulisnya. Yang paling terkenal ialah
Mustadrak Al-Haikm an-Naisaburi [2]
terhadap shahih Bukhari dan shahih Muslim, yang kemudian diringkas atau
dibersihkan oleh ad-Dzahabi.[3]
Ad-Dzahabi membersihkan mana yang benar shahih, dan mana yang tidak, bahkan
mana yang maudlu’.[4]
Al-Hakim membukukan hadits-hadits yang dipandang shahih
menurut syarat-syarat yang dipakai Bukhari dan Muslim dan yang dipandang shahih
oleh al-Hakim sendiri. Dalam mustadrak ini terdapat sejumlah 100 hadits maudlu’
Karena itu, ulama Muhaditsin berpendapat bahwa suatu hadits yang hanya
dishahihkan oleh al-Hakim harus dikaji lebih jauh, tidak boleh terus dianggap
shahih walaupun al-Hakim telah menshahihkannya. Hal ini terjadi karena al-Hakim
wafat sebelum dapat mentahqiq (menyaring dan mengoreksi) kitabnya itu.[5]
B.
Kitab Hadits
Mustakhraj
Kitab Mustakhraj adalah kitab-kitab yang mengambil hadits
dari salah satu kitab yang telah ada lalu dikaji sanadnya secara tersendiri
selain sand-sanadmya yang terdapat dalam kitab terdahulu. Biasanya kitab
mustakhraj disusun untuk melihat sejauh mana kualitas hadits yang terdapat
dalam kitab-kitab tertentu. Selanjutnya oleh pengarang dicarikan jajaran
sanadnya dengan menggunakan metode takhrij sehingga melahirkan karya tersendiri
yang tidak kurang orisinilitasnya.[6]
Pembahasan Mustakhraj, menurut al-Iraqi ialah pembahasan
kitab dengan mengeluarkan hadits-hadits berdasarkan sanad-sandnya untuk dirinya
sendiri, bukan menurut cara pemilik kitabnya sendiri, yang memungkinkannya
bergabung bersama seorang guru atau orang lain yang lebih senior.[7]
Kitab yang mengambil hadits dari sebuah ulama hadits, dari kitab bukhori
umpamanya, lalu menyebut satu persatu dengan sanad-nya sendiri, yakni mencari
sanad-nya sendiri dari selain jalan Bukhari hingga berjumpa dengan Bukhari pada
guru Bukhari, atau di atasnya lagi.
Kitab yang paling banyak dibuat kitab Mustakhraj-nya
ialah shahih Bukhari dan shahih Muslim. Di antara kitab mustakhraj terhadap
shahih Bukhari ialah al-Mustakhaj, susunan Abu Nu’aim Ahmad Ibn Abdillah
Al-Ashbahani (430 H), Mustakhraj al-Isma’ily (375 H), Mustakhraj al-Barqani
(425 H). Dan di antara Mustakhraj terhadap shahih Muslim ialah Mustakhraj Ahmad
Ibn Hamdan An-Naisaburi (311 H), Mustakhraj Abu Awanah al-Isfarayini (316 H),
Mustakhraj Abi an-Nashr ath-Thusy (344 H).[8]
C.
Kitab Hadits
Zawaid
Al-Zawaid
merupakan satu jenis dari kitab di mana penyusunannya mengumpulkan
hadits-hadits tambahan (pelengkap) pada sebagian kitab terkait hadits-hadits
yang terdapat pada kitab-kitab lain. Seperti kitab Misbah al-Zujajah fii
Zawaid Ibn Majah karya Abu al-Abbas Ahmad ibn Muhammad al-Bushiri dan Fawaid
al-Muntaqo Lizawaid al-Baihaqi yang juga karya al-Bushiri. Kitab yang
pertama merupakan kumpulan zawaid Ibn Majah terhadap lima kitab hadits
lainnya (Shahih Bukhori, Muslim, Sunan Abi Daud, Tirmidzi, dan Nasa’i
) dan yang kedua berisi zawaid Sunan al-Baihaqi al-Kubra terhadap Kutub
al-Sittah, Ittihaf al-Saadat al-Maharah al-Khairiyyah bi Zawaid al-Masanid
al-‘Asyarah yang merupakan zawaid Musnad Abi Daud al-Thayalisi dan
sebagainya[9].
Al-Zawaid
adalah Hadis yang dikumpulkan sebagai tambahan dari kitab asal tetapi
syarat-syarat pengumpulannya sama dengan kitab asal. Contohnya kitab Zawa’id Ibn Hibban Ala al-Sahihain oleh
Ibn al-Mughalta’i, Zawa’id
Sunan al-Baihaqi al-Kubra, Zawa’id
Imam Ahmad dan Zawa’id
Abi Ya`la. Walaubagaimanapun, kitab Zawaid tidak setaraf dengan
kitab asalnya[10].
IV.
Kesimpulan
·
Kitab Mustadrak adalah
kitab hadits yang disusun untuk mengakomodir hadits-hadits tertentu yang tidak
dimuat dalam kitab-kitab hadits sebelumnya, atau diabaikan karena dianggap
rendah kualitasnya.
·
Kitab Mustakhraj adalah
kitab-kitab yang mengambil hadits dari salah satu kitab yang telah ada lalu
dikaji sanadnya secara tersendiri selain sand-sanadmya yang terdapat dalam
kitab terdahulu.
·
Al-Zawaid merupakan satu
jenis dari kitab di mana penyusunannya mengumpulkan hadits-hadits tambahan
(pelengkap) pada sebagian kitab terkait hadits-hadits yang terdapat pada
kitab-kitab lain.
V.
Penutup
Demikianlah
pemaparan dari kami, semoga bermanfaat bagi kita semua, terutama untuk
menunjang studi keilmuan hadits., amin.
DAFTAR PUSTAKA
As-Shalih,
Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, Pustaka Firdaus, Jakarta: 1993.
Ash-shiddieqy,
Muhammad Hasbi, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadits, jil. 2, Cet. 5, Bulan
Bintang, Jakarta: 1981.
Ash-shiddieqy,
Muhammad Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Diedit Oleh Fuad
Hasbi Ash-Shiddieqy, -Ed. 3-, Pustaka Rizki Putra, Semarang: 2009.
Suryadilaga,
Alfatih, Ulumul Hadits, Teras, Yogyakarta: 2010.
Variasi dan Jenis
Kitab-Kitab Hadits.htm.
[2] Abu Abdullah Muhammad Ibn Abdullah Ibn Muhammad Ibn Hamdawaih Al-Hakim
An-Naisaburi, yang terkenal dengan nama Ibnu Bayyi’ atau al-Hakim. Lahir di
naisabur pada tahun 321 H, wafat pada tahun 405 H.
[4] Muhammad Hasbi
ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadits, jil. 2, Cet. 5, Bulan
Bintang, Jakarta: 1981, Hal. 324.
[5] Muhammad Hasbi
Ash-shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Diedit Oleh Fuad Hasbi
Ash-Shiddieqy, -Ed. 3-, Pustaka Rizki Putra, Semarang: 2009, Hal. 98
[10] file:///D:/Download/Jenis-jenis%20kitab%20hadith%20_%20SunnatulHuda%20Enterprise.htm. diakses pada 10 Mei 2014
Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon