Latar Belakang
Allah SWT telah
menciptakan bumi dan isinya serta langit sebagai naungannya untuk manusia.
Sangat perlu bagi manusia untuk mengetahui bagaimana allah SWT menciptakan alam
semesta ini dengan kekuasaannya. peristiwa tersebut telah dituliskan di dalam
al-Qur’an unuk menjadi pelajaran bagi manusia bahwa tidak ada yang maha
mencipta melainkan allah yang maha perkasa. Penafsiran ayat tentang penciptaan
alam semesta ini sebagai bukti bagi orang-orang yang tidak beriman dan
sekaligus merupakan bukti kebesaran tuhan atasnya.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses penciptaan alam
semesta?
Pembahasan
Ayat-ayat yang Berhubungan dengan
Alam Semesta
Di antara
ayat-ayat yang dijadikan sebagai bukti otentik tentang penciptaan alam semesta
dalam Al-Qur’an yaitu: 1 Surat Al-Baqarah ayat 29
Bahwa Allah SWT
setelah merinci ayat-ayat-Nya tentang diri manusia dengan mengingatkan awal
kejadian, sampai kesudahannya dan menyebutkan bukti keberadaan serta
kekuasaan-Nya kepada Makhluk-Nya melalui apa yang mereka saksikan sendiri pada
diri mereka, kemudian Dia menyebutkan ayat-ayat-Nya atau bukti lain yang ada di
cakrawala melalui apa yang mereka saksikan, yaitu penciptaan langit dan bumi,
untuk menunjukkan kekuasaan-Nya yang meliputi segala-galanya dan menunjukkan
betapa banyak karunia-Nya kepada umat manusia dengan menjadikan segala yang di
bumi sebagai bekal dan persediaan untuk dimanfaatkan. Untuk itu Allah SWT
berfirman dalam Al-Qur’an:
هو الذي خلق لكم
ما في الأرض جميعا ثم استوى إلى السماء فسواهن سبع سموات وهو بكل شيء عليم (29
Menurut Syekh Ahmad Musthofa
Al-Maraghi makna ayat: 29
هو الذي خلق لكم
ما في الأرض جميعا
(Dialah Tuhan yang menjadikan segala
yang ada di bumi untuk kamu) yaitu :
Dalam
memanfaatkan benda-benda di bumi ini dapat ditempuh melalui salah satu dari dua
cara, yaitu:
1. Memanfaatkan
benda-benda itu dalam kehidupan jasadi untuk memberikan potensi pada tubuh atau
kepuasan padanya dalam kehidupan duniawi.
2. Dengan
memikirkan dan memperhatikan benda-benda yang tidak dapat diraih oleh tangan
secara langsung, untuk digunakan sebagai bukti tentang kekuasaan penciptanya
dan dijadikan santapan rohani.
Dengan ayat ini
kita mengetahui bahwa pada dasarnya memanfaatkan segala benda di bumi ini
dibolehkan. Tidak seorangpun mempunyai hak mengharamkan sesuatu yang telah
dihalalkan oleh Allah kecuali dengan izin-Nya sebagaimana telah difirmankan
pada ayat 10 surat Yunus.
Selanjutnya ayat : ثم
استوى إلى السما (kemudian Dia
menuju langit) yaitu:
Kata samaa
artinya sesuatu yang jauh berada di atas kepala kita. Dan kata Istawaa berarti
langsung menuju tujuan tanpa kecenderungan mengerjakan sesuatu yang lain di
tengah-tengah menciptakannya.
فسواهن سبع سموات
(lalu menciptakan tujuh langit)
Maksud dari
ayat tersebut, Allah menyempurnakan penciptaan langit hingga menjadi tujuh
langit.
Menurut Quraisy Shihab makna ayat: 3 هو
الذي خلق لكم ما في الأرض جميعا
Dipahami oleh
banyak Ulama’ menunjukkan bahwa pada dasarnya segala apa yang terbentang di
bumi ini dapat digunakan oleh manusia, kecuali jika ada dalil yang melarangnya.
Ø Makna استوى
yaitu: Kata Istawaa pada mulanya berarti tegak lurus, tidak bengkok.
Selanjutnya kata itu dipahami secara majazi dalam arti menuju ke sesuatu dengan
cepat dan penuh takad bagaikan yang berjalan tegak lurus tidak menoleh ke kiri
dan ke kanan.
Ø استوى
إلى السماء
yaitu: Kehendak Allah untuk mewujudkan sesuatu seakan-akan kehendak tersebut
serupa dengan seseorang yang menuju ke sesuatu untuk mewujudkannya dalam bentuk
seagung dan sebaik mungkin.
فسواهن
Bahwa langit
itu dijadikanNya dalam bentuk sebaik mungkin, tanpa
sedikit aib/kekurangan apapun. Seperti dalam surat al-Mulk ayat 03.
sedikit aib/kekurangan apapun. Seperti dalam surat al-Mulk ayat 03.
Menurut Al-Imam
Abul Fida Ismail Ibnu Katsir Ad-Dimasqy makna ayat: 4 - ثم استوى إلى السماء (kemudian Dia
menuju langit) yaitu: Summa
dalam ayat ini menunjukkan ‘ataf khabar kepada khabar, bukan ‘ataf fi’il kepada
fi’il yang lain.
Istawaa ilas
samaa yaitu
berkehendak atau bertujuan ke langit. Makna lafadz ini mengandung pengertian
kedua lafadz tersebut, yakni berkehendak dan bertujuan, karena ia
dimuta’addi-kan dengan memakai huruf ila.
Ø فسواهن سبع سموات
(Lalu Dia
menciptakan langit tujuh lapis) yakni: Lafadz as-samaa dalam ayat ini merupakan
isim jins, karena itu disebutkan sab’a samaawaat. Maksud ayat ini yaitu
Sebagian dari langit berada di atas sebagian lainnya. Dikatakan sab’a
samaawaati artinya tujuh lapis bumi, yakni sebagian berada dibawah yang lain.
Ayat ini menunjukkan bahwa bumi diciptakan sebelum langit.
Ø وهو
بكل شيء عليم
(Dan Dia Maha
mengetahui segala sesuatu) yaitu:
Maksudnya, pengetahuan-Nya meliputi semua makhluk yang telah Ia ciptakan sebagaimana dalam firman-Nya:
Maksudnya, pengetahuan-Nya meliputi semua makhluk yang telah Ia ciptakan sebagaimana dalam firman-Nya:
ألا يعلم من
خلق..(الملك : 14
Rincian makna ayat ini diterangkan dalam surat Fushilat ayat 9-12 yang berbunyi:
Rincian makna ayat ini diterangkan dalam surat Fushilat ayat 9-12 yang berbunyi:
قل أئنكم لتكفرون
بالذي خلق الأرض في يومين وتجعلون له أندادا ذلك رب العالمين (9) وجعل فيها رواسي
من فوقها وبارك فيها وقدر فيها أقواتها في أربعة أيام سواء للسائلين (10) ثم استوى
إلى السماء وهي دخان فقال لها وللأرض ائتيا طوعا أو كرها قالتا أتينا طائعين (11) فقضاهن
سبع سموات في يومين وأوحى في كل سماء أمرها وزينا السماء الدنيا بمصابيح وحفظا ذلك
تقديرالعزيز العليم (12)
Di dalam ayat
Fushilat terkandung dalil yang menunjukkan bahwa Allah SWT memulai ciptaan-Nya
dengan menciptakan Bumi, kemudian menciptakan tujuh lapis langit. Memang
demikianlah cara membangun sesuatu, yaitu dimulai dari bagian bawah, setelah
itu baru bagian atasnya. Makna ayat ini juga diterangkan dalam surat
an-Naazi’aat 27-33:5
ءأنتم أشد خلقا أم
السماء بناها (27) رفع سمكها فسواها (28) وأغطش ليلها وأخرج ضحاها (29) أخرج منها ماءها ومرعاها (30) والأرض بعد ذلك دحاها (31)
والجبال أرساها (32) متاعا لكم ولأنعامكم (33)
Apakah kalian
yang lebih sulit penciptaannya atau langit? Allah telah membinanya. Dia
meninggikan bangunannya, lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya
gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah
dihamparkan-Nya. Ia memancarkan darinya mata airnya, dan (menumbuhkan)
tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua
itu) untuk kesenangan kalian dan untuk binatang-binatang ternak kalian.
Menurut Ali
Ibnu Abu Talhah, dari Ibnu abbas, bahwa As-Daha (Penghamparan), dilakukan
sesudah penciptaan langit dan bumi. As-Saddi telah mengatakan di dalam kitab
tafsirnya, dari Abu Malik, dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas, juga dari Murrah,
dari Ibnu Mas’ud, serta dari sejumlah sahabat sehubungan dengan makna surat
al-Baqarah ayat 29. bahwa Arasy Allah SWT berada di atas air, ketika itu Allah
belum menciptakan makhluk, maka Dia mengeluarkan asap dari air tersebut, lalu
asap (agar) tersebut membumbung di atas air hingga letaknya berada di atas air,
dinamakanlah sama (langit).
Kemudian air
dikeringkan, lalu Dia menjadikannya bumi yang menyatu. Setelah itu bumi
dipisahkan-Nya dan dijadikan-Nya tujuh lapis dalam 2 hari, yaitu Ahad dan
Senin.
ثم استوى إلى
السماء وهي دخان ..(فصلت : 11)
Bahwa asap itu
merupakan uap dari air tadi. Kemudian asap dijadikan langit tujuh lapis dalam
dua hari, yaitu hari Kamis dan Jum’at. Sesungguhnya hari Jum’at dinamakan demikian
karena pada hari itu diciptakan langit dan bumi secara bersamaan. Setelah Allah
menyelesaikan penciptaan apa yang Dia sukai, lalu Dia menuju Arasy, sebagaimana
dalam firman-Nya surat al-Hadid ayat 4 yaitu :
هو الذي خلق
السموات والأرض في ستة أيام ثم استوى على العرش ..(الحديد : 4)
Dia menciptakan
langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia berkuasa di atas Arasy.
Ibnu Jaris
mengatakan. Telah menceritakan kepadanya Al-Musanna, telah menceritakan kepada
kami Abdullah Ibnu Saleh, telah menceritakan kepadaku Abu Ma’syar, dari Sa’id
Ibnu Abu Sa’id, dari Abdullah Ibnu Salam yang mengatakan bahwa sesungguhnya
Allah memulai penciptaan makhluk-Nya pada hari Ahad, menciptakan berlapis-lapis
bumi pada hari Ahad dan Senin, menciptakan berbagai makanan dan gunung pada
hari Selasa dan Rabu, lalu menciptakan langit pada hari Kamis dan Jum’at. Hal
itu selesai di akhir hari Jum’at yang pada hari itu juga Allah menciptakan Adam
dengan tergesa-gesa. Pada saat itulah kelak hari qiamat akan terjadi.
Menurut Sayyid
Quthb makna surat al-Baqarah ayat 29 yaitu: Banyak sekali uraian para Mufassir
dan Teolog tentang penciptaan langit dan bumi, mereka berbicara tentang apa
yang ada sebelum penciptaan dan sesudahnya dan juga tentang istawaa. Mereka
lupa bahwa “sebelum” dan “sesudah” adalah dua istilah yang digunakan manusia
dan keduanya itu tidak menyentuh sisi Allah dan istawaa adalah istilah
kebahasaan yang disini hanya menggambarkan bagi manusia (makhluk terbatas ini),
suatu substansi yang tidak terbatas.
هو الذي خلق لكم
ما في الأرض جميعا
yaitu: Perkataan
“untuk kamu “ memiliki makna yang dalam dan memiliki kesan yang dalam pula. Ini
merupakan kata pasti yag menetapkan bahwa Allah menciptakan manusia ini untuk
urusan yang besar.
ثم استوى إلى
السماء فسواهن سبع سموات
Menurut Sayyid
Quthb tidak ada tempat untuk mempersoalkan hakikat maknanya, karena kata itu
adalah lambang ynag menunjuk pada
kekuasaan dan berkehendak untuk membuat sesuatu. Demikian halnya
dengan makna berkehendak menuju penciptaan. Sebagaimana halnya
tidak ada tempat untuk membahas makna tujuh langit serta bentuk
dan jaraknya.
kekuasaan dan berkehendak untuk membuat sesuatu. Demikian halnya
dengan makna berkehendak menuju penciptaan. Sebagaimana halnya
tidak ada tempat untuk membahas makna tujuh langit serta bentuk
dan jaraknya.
وهو بكل شيء عليم
Karena Alah
pencipta segala sesuatu, yang mengatur segala sesuatu. Dan jangkauan
pengetahuan-Nya yang mennyeluruh ini sama dengan jangkauan-Nya yang menyeluruh
bagi pengaturan-Nya. Hal ini mendorong keimanan kepada Tuhan Yang Maha Pencipta
lagi Esa, memotivasi beribadah kepada Yang Maha Memberi rizqi dan nikmat saja
merupakan pengakuan yang indah terhadapnya.
Pesan dari ayat
ini adalah bumi diciptakan untuk manusia, dimana Allah menciptakan bumi agar
manusia berperan sebagai khalifah, berperan aktif dan utama dalam
peristiwa-peristiwa serta pengembangannya. Dia adalah pengelola bumi dan
pemilik alat, bukan dikelola oleh bumi dan menjadi hamba yang diatur atau
dikuasai oleh alat. Tidak juga tunduk pada perubahan dan perkembangan yang
dilahirkan oleh alat-alat, sebagaimana diduga bahkan dinyatakan oleh paham
materialisme.
Informasi Allah
ini bertujuan mengecam orang-orang kafir yang mempersekutukan Allah, padahal
Dia adalah pencipta yang menguasai alam raya ,yang menghamparkan bumi manusia
dan menyerasikan langit agar kehidupan di dunia menjadi nyaman. Semua iti tidak
ada tempatnya untuk dibahas karena keterbatasan akal manusia, sekaligus karena
membahasnya dan mengetahuinya sekalipun tidak berkaitan dengan tujuan
penciptaan manusia dan sebagai hamba Allah dan khalifah di dunia. Demikianlah
segmen surat ini, semuanya difokuskan pada masalah keimanan, dan seruan untuk
memilih rombongan konvoi orang-orang yang beriman dan bertaqwa.
2. Surat Al-Mulk ayat 03, berbunyi :
الذي خلق سبع
سموات طباقا ما ترى في خلق الرحمن من تفاوت فارجع البصر هل ترى من فطور
Menurut Sayyid
Quthb makna ayat :Ø الذي خلق سبع
سموات طباقا
(Dia telah
menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat) yaitu: Di dalam zilal nya bahwa langit tujuh tingkat
itu jangan ditafsirkan dengan ilmu pengetahuan (science, sains) yang bisa
berubah-ubah. Karena penyelidikan manusia tidak akan lengkap menghadapi alam
cakrawala yang begitu luas.
Menurut Prof.
Dr. Hamka makna ayat:Ø ما ترى في خلق
الرحمن من تفاوت (Tidaklah akan
engkau lihat pada penciptaan yang Maha Pemurah itu sesuatu pun dari yang
bertikaian) yaitu: Bahwa
semua yang diciptakan Tuhan dijadikan dengan teratur dan tersusun rapi. Menurut
ahli-ahli astronomi bahwasannya bintang-bintang yang bertaburan di langit itu
diatur menurut jarak ukuran tertentu, ukuran keseimbangan. Sehingga yang satu
berkait dengan yang lain. Dan tidak terjatuh dari tempat yang telah ditentukan. فارجع البصر هل ترى من فطور (Maka ulanglah kembali
penglihatan adalah engkau lihat semuanya itu janggal) yaitu:
Ilmu pengetahuan manusia telah membuktikan bahwa bulan lebih kecil dari bumi. Mengapa sama saja kelihatan besarnya? Alangkah cerdik dan pandai Tuhan mengaturnya. Sebab itu tidaklah ada yang janggal.
Imam Qurthubi
berkata: mengulangi pandanganmu dan membalikkan penglihatanmu kelangit secara
berulang-ulang maka penglihatanmu akan kembali kepadamu karena tunduk dan
merasa kecil yang jauh dari melihat cela dan cacad. Akan tetapi masalah pandangan
dengan berulang kali karena manusia apabila melihat sesuatu ssekali tidak
melihat cela selagi tidak melihat yang kedua kalinya.
Dan maksud bil karrotaini adalah untuk memperbanyak dengan dalil yanqolib ilaikal bashoro khosinan wahuwa hasiir ini menunjukkan bukti atas banyaknya melihat kemudian Allah menerangkan tentang bintang yang bercahaya dan memancar menghiasi langit.
Sesungguhnya
keempat ayat Mulk ini, membawa kita manusia ke halaman alam yang Maha Kuasa
untuk mempergunakan penglihatan mata dan pendengaran telinga menghubungkan diri
dengan Allah, dengan perantaraan alam yang Allah ciptakan. Benarlah kata-kata
yang jadi buah tutur dari ahli tasawuf: Aku ini adalah perbendaharaan yang
sembunyi lalu Aku ciptakan hamba-hambaKu. Maka dengan bimbingan-Kulah mereka
mengenal Aku. Akal budi dan perasaan yang halus dalam diri dipersambungkan
dengan alam keliling oleh penglihatan dan pendengaran, untuk mengambil hasil
dan mencari hakikat yang sebenarnya mencari kenyataan sejati di belakang
kenyataan yang tampak. Ayat-ayat ini mendorong kita berbuat untuk mencintai
seni, berperasaan halus, membawa kita dalam ilmu pengetahuan serta dalam
filsafat. Tetapi hasil sejati adalah menumbuhkan keyakinan bahwa kita datang ke
bumi tidak kebetulan dan alam sendiri mustahil begini teratur; kalau tidak ada
yang mengaturnya. Wallahu a’lam bi al-shawab.
Kesimpulan
Dari uraian
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa: Allah telah menciptakan alam semesta ini
dengan segala kebesarannya, yang menguasai alam ini, mengaturnya dengan perintah-Nya
,mengendalikannya dengan kekuasaan-Nya. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat dalam putaran yang abadi ini. Yaitu, putaran malam
mengikuti siang dalam peredaran planet ini. Dia menciptakan matahari, bulan dan
bintang, yang semula tunduk kepada perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha
Pencipta dan Tuhan sekalian alam.
DAFTAR PUSTAKA
Baiquni
M.Sc.,Ph.D,Prof.Ahmad. Al-Qur’an Ilmu pengetahuan dan Teknologi, (Jakarta: Dana
Bakti Prima Persada, 1985)
Ibnu Katsir
Ad-Dimasyqi, Al-Imam Abul Fida Ismail. Tafsir Ibnu Katsir Juz I al-Fatihah –
al- Baqoroh, (Bandung: Sinar Baru Algensindo 2002), Tafsir Ibnu Katsir Juz 4
ali Imron92-an-Nisa’23,(Bandung: Sinar baru Alggensindo, 2000)
Quthb, Sayyid.
Tafsir fi Zhilalil Qur’an: Dibawah Naungan Al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2000).
Hamka, Prof.
Dr.Tafsir Al-Azhar, Juz IV (Bogor: Yayasan Nurul Islam, 1981).
Tafsir al-Azhar
Juz XXIX, ( Bogor: Yayasan Nurul Islam, 1964)
Al-Maraghi, Syekh Ahmad Mustofa. Tarjamah Tafsir Al-Maraghi, (Yogyakarta: Sumber Ilmu, 1985)
Al-Maraghi, Syekh Ahmad Mustofa. Tarjamah Tafsir Al-Maraghi, (Yogyakarta: Sumber Ilmu, 1985)
Terjemah Tafsir
Al-Maraghi, Juz XIII (Semarang: CV. Toha Putra, 1994)
Shihab, M.
Quraish. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Volume 1: Surat
al-Baqoroh, (Jakarta: Lentera hati, 2000)
Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon