Oleh: Zaimuddin Ahya'
I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN
“….PADA malam hari hendaklah engkau
sembahyang tahajud (sembahyang malam) sebagai tambahan bagimu, mudah-mudahan
Tuhan memberi engkau kedudukan yang tinggi” (al-isro’;79). Firman Allah SWT
tersebut menjadi salah satu dasar disyariatkanya ibadah shalat tahajud. Yaitu
ibadah shalat yang sangat dianjurkan dalam Islam. Mengingat begitu besar
manfaat yang dikandungnya bagi orang yang mau mengerjakannya.
Shalat tahajud sebagaimana disebutkan,
dilakukan pada waktu malam, dimana saat kebanyakan manusia terlelap dalam
tidurnya dan berbagai macam aktifitas hidup pada berhenti untuk istirahat.
Keadaan tersebut menyebabkan suasana menjadi hening, sunyi dan tenang. Kondisi ini akan sangat menunjang konsentrasi
seseorang yang akan bertaqarrub ilallah.
Dengan sarana shalat tahajud maka akan
diperoleh ketenangan dan ketentraman jiwa dan dirasakan sebagai suatu
kenikmatan dan kelezatan. Sehingga apabila tidak melakukan shalat tahajud maka
akan merasakan sebagai suatu kerugian yang amat besar.
Itulah beberapa dampak positif shalat
tahjjud, oleh karena itu dalam makalah ini
kami akan mencoba menguraikan lebih luas tentang shalat tahajud, baik
dari adab, waktu utama serta keistimewaan dan manfaat dari ibadah shalat tahajud
tersebut.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Adab-adab shalat tahajud
B.
Waktu utama shalat tahajud
C.
Keistimewaan-keistimewaan
shalat tahajud
III.
PEMBAHASAN
Allah
SWT berfirman dalam Q.S Al-Isrâ’: 79,
ومن اليل فتهجّد به نافلة
لك عسى أن يبعثك ربّك مقاما محمودا
“Dan
pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah
tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”
Shalat tahajud adalah shalat yang dilakukan di malam hari.
Waktunya dimulai setelah mengerjakan shalat Isya sampai masuknya waktu fajar. Akan
tetapi waktu yang lebih afdhal ialah pada akhir waktu malam, ketika kebanyakan
manusia sedang tertidur lelap, lalai akan Tuhannya dan merasa amat berat bangun
tidur di tengah malam, untuk bersuci kemudian shalat.
Abdullah bin Umar
menjelaskan bahwa shalat tahajud dilaksanakan setelah bangun tidur. Menurut
Imam Syafi’i, shalat tahajud dapat dilaksanakan sebelum atau sesudah tidur.
Meskipun shalat ini hukumnya sunah, namun Nabi SAW menjelaskan bahwa shalat ini
mempunyai keutamaan setelah shalat lima waktu. Sebuah hadits menyebutkan:
Dari Abû Hurairah r.a
dari Rasulullah SAW bahwasanya Beliau pernah ditanya, “Apakah shalat yang lebih
utama sesudah shalat lima waktu?” Beliau menjawab, “Shalat malam.” (H.R. Muslim)
Nabi Muhammad SAW
bersabda, “Hai sekalian manusia! Sebarkan ucapan salam, berilah makanan dan
lakukan shalat malam dikala orang sedang terlelap tidur, niscaya kalian akan
masuk syurga Tuhanmu dengan damai dan tenang.” (H.R. Tirmidzi)
Di bagian lain, Nabi
SAW juga menegaskan bahwa shalat malam (qiyâm al-lail) merupakan
ibadah-ibadah yang dilakukan oleh orang-orang saleh sebelumnya, yaitu para umat
sebelum Nabi Muhammad SAW. Beliau bersabda:
عليكم بقيام اليل فإنّه دأْب الصالحين
قبلكم وقربة الى الله تعلى ومنهاة عن الاثم وتكفير للسيئات ومطردة للدّاع عن الجسد
((رواه احمد عن بلال))
“Kerjakanlah
qiyâm al-lail (shalat malam), karena sesungguhnya hal tersebut merupakan
kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian sebagai pendekatan diri kepada Allah
Ta’ala, sebagai pencegah dari perbuatan dosa, sebagai kafarat (penebus) dari
perbuatan-perbuatan buruk dan sebagai pengusir penyakit dari badan.” (H.R. Ahmad melalui Bilâl)
Dalam Mukhtasar
Minhâj al-Qâshidîn dikemukakan sebagai berikut:
تتجافى جنوبهم عن المضاجع
“Lambung
mereka jauh dari tempat tidurnya.” (Q.S. Al-Sajdah [32] :16)
Nabi SAW bersabda, “Hendaklah
kalian lakukan shalat malam karena tahajud merupakan kebiasaan orang-orang
sebelummu. Tahajud merupakan ibadah yang dapat mendekatkan kalian pada Allah, dapat
menghapuskan kejelekan dan dapat menghindarkan kalian dari perbuatan dosa.”
Imam Bashri berkata,
“Ibadah yang paling berat yang pernah kurasakan adalah shalat malam.” Ada orang
bertanya kepadanya, “Kenapa orang yang bertahajud mukanya terlihat sangat
cerah?” Ia menjawab, “ Karena mereka ber-khalwat (menyendiri) dengan
Tuhan, lalu Tuhan hiasi wajah mereka dengan cahayaNya.”.
Ada seorang ulama hadis
berkata, “Orang yang banyak bertahajud di malam hari, wajahnya akan terlihat
sangat cerah di siang hari.”
Ada dua
hal yang mempengaruhi shalat tahajud menjadi ibadah yang sangat mengesankan.
Yang pertama, hal itu disebabkan oleh kesengajaan bangun malam. Dan yang kedua,
bacaan pada malam hari tersebut memiliki dampak yang mengesankan.
Begitulah firman Allah dalam al-Qurân surat
Al-Muzammil ayat 6:
انّ ناشئة اليل هي
اشدّ وطئا وأقوم قيلا
“Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.”
“Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.”
Penjelasannya
adalah bahwa bangun malam memang memberikan potensi untuk shalat khusyuk. Ada
dua hal yang berpengaruh. Pertama, seseorang yang sengaja bangun malam, pasti
adalah orang yang niatnya kuat untuk shalat. Ia bersungguh-sungguh. Jika tidak
bersungguh-sungguh untuk melakukan shalat tahajud, pastilah dia akan sulit
untuk bangun di waktu sepertiga malam tersebut. Dan kesungguhan untuk bangun
malam merupakan modal awal yang sangat kuat untuk menuju kekhusyukan shalat.
Selain
itu, shalat tahajud disyaratkan untuk dilakukan setelah tidur. Tidak boleh
begadang kemudian dilanjutkan langsung
dengan melaksanakan shalat tahajud. Karena Allah menghendaki agar para
hamba-hamba malamNya shalat dalam keadaan pikiran fresh-segar. Dan
kesegaran itulah yang membantu dan berpengaruh pada kekhusyukan shalat kita.
Sementara
di waktu siang hari, sebagaimana Allah berfirman dalam lanjutan ayat tersebut
yaitu “Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan
yang panjang (banyak).”, pikiran kita terganggu oleh pekerjaan yang
bermacam-macam dan banyak. Tidak terkonsentrasi pada shalat yang kita lakukan.
Oleh karena itu, pada waktu malam hari itulah kita dapat melaksanakan ibadah
shalat tanpa adanya gangguan macam-macam.
Dan yang kedua, berdasarkan ayat tersebut,
bacaan pada waktu malam sangat mengesankan. Hal ini dikarenakan selain adanya
kejernihan pikiran dan kesungguhan, terdapat pula faktor alam yang berpengaruh.
Karena suasana pada malam hari memang sangat baik untuk berkomunikasi dan
komunikasi yang kita lakukan tersebut, semuanya adalah berbasis pada energi.
Untuk kualitas ibadah termasuk shalat, dapat
kita tinjau dari sudut pandang energi. Bahwa orang yang khusyuk di dalam
shalatnya memancarkan energi positif yang lebih besar daripada orang-orang yang
tidak khusyuk. Dan hasilnya, suasana di malam ketika orang-orang melakukkan
shalat tahajus memang sangat mendukung terjadinya kekhusyukan shalat.
Karena itulah Allah sangat menganjurkan kepada
kita untuk melakukan shalat tahajud. Agar kontak kita dengan Allah dapat
berjalan lebih sempurna. Dan kita dapat berdialog dengan Allah dalam kebeningan
pikiran dan keheningan serta kejernihan malam hari.
A.
Adab-adab Shalat Malam
Hasbi
Ash-shiddiqy dalam bukunya Pedoman Shalat menyebutkan ada enam adab yang
harus dipelihara oleh mereka yang mengerjakan shalat malam.[1]
1.
Berniat ketika akan tidur,
bahwa dia akan bangun mengerjakan shalat malam.
Diriwayatkan oleh Al-Nasa’i
dan Ibnu Majah dengan sanad yang shahih (valid) dari Abu Darda, bahwasanya Nabi
SAW bersabda, “Barangsiapa datang ke tempat tidurnya sedang dia berniat akan
bangun tidur untuk mendirikan shalat malam, namun ia tertidur hingga pagi, maka
ditulislah baginya apa yang telah ia niatkan dan tidurnya itu menjadi sedekah
kepadanya dari Tuhannya.”
2.
Menyapu muka dikala bangun
dari tidur, kemudian menyikat gigi untuk menyegarkan mulut dan dilanjutkan
dengan memandang langit disertai dengan membaca doa yang pernah diucapkan oleh
Rasulullah SAW, yaitu:
لاإله
إلاّ انت سبحانك, أستغفرك لذنبي و اسألك رحمتك, اللهم زدنى علما ولا تزغ قلبى بعد
اذ هديتني وهب لى من لدنك رحمة انك أنت الوهاب, الحمد لله الذى أحيانا بعد ما
أماتنا واليه النشور.
“Tidak ada Tuhan selain Engkau, maha suci Engkau,
aku memohon ampun kepada Engkau bagi dosa-dosaku dan aku memohon kepada Engkau
akan rahmat Engkau. Wahai Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu dan janganlah
Engkau memiringkan hatiku, sesudah Engkau menunjukiku. Dan limpahkanlah rahmat
dari sisiMu; bahwasanya Engkau adalah Tuhan yang banyak anugerah, segala puji
bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan hanya
kepadaNyalah tempat kembali.”
3.
Membuka shalat malam dengan dua rakaat yang ringan,
sesudah itu dilanjutkan sesuai dengan jumlah rakaat yang diinginkan.
Aisyah berkata, “Rasulullah selalu, ketika
bangun di malam hari untuk bershalat malam beliau membuka shalatnya dengan dua
rakaat yang ringan.” (H.R. Muslim)
Abu Hurairah menerangkan bahwasanya Nabi SAW
bersabda, “Apabila salah seorang diantara kamu berdiri di malam hari untuk
shalat malam, maka hendaklah ia membuka shalatnya dengan dua rakaat yang
ringan.” (H.R. Muslim)
4.
Membangunkan anggota keluarga dari tidur di malam
hari.
Nabi Saw bersabda, “Apabila seorang membangunkan
keluarganya di malam hari lalu kedua-duanya bershalat atau bershalat dua rakaat
bersama-sama dituliskan dia dalam golongan orang-orang yang menyebut Allah.” (Daud
dan lain dengan sanadnya yang shahih dari Abu Hurairah).
Riwayat lain, Nabi SAW bersabda, “Maha suci
Allah, fitnah apa yang telah Allah turunkan pada malam ini. Apa yang telah
Allah turunkan dari perbendaharaan-perbendaharaannya. Siapakah yang mau
membangunkan para isterinya. Berapa banyak orang yang berpakain di dunia,
telanjang di akhirat.” (H.R. Bukhari dan Muslim yang bersumber dari Aisyah)
5.
Menghentikan shalat untuk tidur kembali, apabila
terasa mata mengantuk, hingga hilang kantuk. Nabi SAW,
اذا قام أحدكم من الليل فا
ستعجم القرن على لسانه فلم يدرما يقول فليضطجع ((رواه
مسلم))
“Apabila salah seorang diantara kamu bangun di
malam hari untuk mendirikan shalat malam, namun sukar ia membaca Al-Qurân,
tidak sadar apa yang ia baca, maka hendaklah ia tidur.” (H.R. Muslim)
6.
Hendaknya tidak memberatkan diri. Disini hendaknya ia
melakukan shalat sesuai dengan kemampuan. Misalnya, ia hanya mampu melaksanakan
shalat malam dua rakaat, dan ditutup dengan satu atau tiga rakaat witir, maka
hendaklah ini dilazimkan. Yang terpenting adalah tidak boleh semalamanpun absen
shalat malam kecuali dalam keadaan darurat. Ini sesuai dengan sabda Nabi SAW, “Ambillah
sebanyak yang kamu sanggupi dari berbagai amalan. Demi Allah, Allah tiada
memutuskan pahalaNya sehingga kamu memutuskan ibadah.” (H.R. Bukhari dan
Aisyah)
B.
Waktu yang Utama untuk Shalat Tahajud
Para ulama menjelaskan bahwa
shalat tahajud dapat dikerjakan di permulaan, pertengahan dan di penghabisan
malam. Asalkan ibadah tersebut dilaksanakan sesudah menunaikan shalat ‘Isya.
Keterangan tersebut didasarkan atas riwayat sahabat sebagai berikut:
“Kapan
saja kita ingin melihat Nabi SAW shalat malam, ketika itu pula kita pasti dapat
melihatnya, dan kapan saja kita ingin melihat tidurnya Nabi SAW, di saat itu
pula kita dapat melihatnya. Bila Beliau berpuasa, terus dilakukannya
sampai-sampai kita akan mengira bahwa Beliau tidak pernah berbuka. Namun kalau
sudah berbuka, sampai-sampai kita akan berkata bahwa Beliau tidak pernah
berpuasa.” (H.R.
Ahmad, Bukhari dan Nasa’i)
Dan
dalam Al-Qurân pun telah dijelaskan pula tentang waktu shalat tahajud:
يا أيّها المزّمّل. قم اليل
إلّا قليلا. نصفه أو انقص منه قليلا. أو زد عليه ورتّل القرءان ترتيلا.
“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari[2] kecuali
sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari
seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu
dengan perlahan-lahan.”
Firman Allah tersebut
menegaskan kepada Nabi SAW dan tentu saja kepada umat Beliau, umat Islam, untuk
memilih waktu shalat tahajud yang tepat dan sesuai dengan kelonggaran yang ada
pada Beliau dan umatnya.
Namun, menurut hadits
yang shahih, sebaik-baik waktu yang dianjurkan untuk melakukan shalat malam
tersebut adalah pada sepertiga malam yang terakhir, yang jika diinterpretasikan
menurut waktu Indonesia ialah pukul 02.00 WIB atau pukul 03.00 WIB sampai
sebelum fajar atau masuknya waktu shalat shubuh.
Sebagaimana sabdanya, “Pada
saat manakah shalat malam yang lebih utama?” Abu Dzar menjawab, “Saya pernah
menanyakan demikian kepada Rasulullah SAW, maka Beliau bersabda: ‘Pada tengah
malam yang terakhir, tapi sedikit sekali yang suka mengerjakan.” (H.R.
Ahmad)
C.
Keistimewaan-keistimewaan Shalat Tahajud
1.
Memudahkan Hafalan Al-Qur’an
Shalat tahajud merupakan riyadhah spiritual
atau batiniah yang diharapkan mampu menjaga keseimbangan psikis sekaligus fisik
seorang penghafal Al-Quran. Ulama-ulama masa lalu menjadikan shalat tahajud
sebagai amalan utama untuk mencapai mukjizat berupa kemampuan untuk
menghafalkan Al-Quran tersebut.
Dari Ibnu ‘Abbas berkata tentang ayat dalam
Al-Muzammil: “ Dirikanlah shalat malam sepenuhnya, kurang sedikit atau
setengah” telah dihapus oleh ayat “Allah mengetahui kalian tidak sanggup
memenuhinya, karena itu Dia mengampuni kalian, kemudian bacalah ayat-ayat yang
mudah (engkau hafal).” Sementara itu, arti ‘nasyiatul laili’ ialah mulanya
shalat lail dilakukan awal malam karena di waktu itu kalian lebih mudah
melaksanakan apa yang diwajibakan Allah mengenai shalat malam (tahajud).
Demikian itu bukan tugas seseoarang sesudah tertidur karena ia tidak tahu kapan
dapat bangun. Ayat ‘Aqwamu qiila’ bermakana yang bersangkutan lebih mudah
memahami Al-Quran. Ayat ‘Inna laka fil Quraani sabhan thawiila’, bermakana
engkau (Muhammad) mempunyai kesempatan yang lama untuk membaca Al-Quran.” (H.R. Baihaqi).
2.
Mengubah Kemiskinan Menjadi Kekayaan
Shalat tahajud memang bukan ibadah wajib, tapi ia
merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Di waktu tahajud itulah seorang
hamba dapat mengadukan berbagai keluh kesah, tentang masalahnya, mengetuk pintu
hati Allah agar mengulurkan tanganNya.
Tahajud merupakan saat yang tepat bagi seorang
hamba untuk menggapai mukjizat hidup, diantaranya mengubah kemiskinann menuju
kekayaan. Seseorang yang dalam hidupnya diwarnai dengan sikap tawadhu’, penuh
syukur, yakni merunduk di hadapanNya setiap malam hari, adalah orang-orang yang
siap meraup anugerah kekayaan diri, jiwa, sekaligus harta.
Inilah alasan bagaimana shalat tahajud dapat mengubah
kemiskinan menuju kekayaan. Karena di tengah tahajud itu seorang hamba merenungkan
diri dan keluarganya
Dalam tahajudnya seorang muslim berusaha menyadari
bahwa berkerja dan berkarya maksimal adalah sebuah ibadah. Kesadaran untuk
berkarya secara maksimal itulah yang mampu mengubah hidup seorang muslim,
menggerakkan revolusi diri dari kemiskinan menuju kekayan. Kekayaan yang tidak
semata-mata bermakna material tetapi juga berupa spiritual.
3.
Mengubah Kebodohan Menuju Kecerdasan
Orang yang tidur terlalu lama, terhanyut dalam
selimut, adalah orang-orang yang dibelenggu oleh setan. Itulah sebabnya, mereka
yang berusaha keras untuk bangun malam adalah orang-orang pilihan. Yang bersedia
meluangkan waktunya untuk menempa kecerdasan spiritual, emosional, sekaligus
intelektual.
Maka, pahamlah kita, mengapa banyak orang pintar
rajin shalat tahajud. Karena dengan tahajud tersebut mereka dapat meraup energi
jernih yang bertebar di sekitar keheningan malam, mengelolanya seraya
menggerakkan energi itu untuk membangun sendi-sendi kecerdasan. Kesunyian tidak
digunakan untuk melamun hal-hal jorok, justru dimanfaatkanya guna meningkatkan
kualitas intelektual.
Inilah makna, bahwa tahajud mampu mengubah
kebodohan menuju kecerdasan. Tahajud adalah gerakan revolusi sejati seorang
hamba yang ingin hidup cerdas. Dari tahajud, ditengah keheningan malam itu, dia
meneguhkan tekadnya untuk melepas belenggu kebodohan, bisikan setan,
mengubahnya menuju tradisi baru, tradisi hidup cekatan, dan jernihnya jiwa
dengan cara banyak belajar, khususnya membaca dan menulis.
4.
Mengubah Kesusahan menjadi Kemudahan
Ajaran agama menawarkan cara hidup bahagia, yakni
cara hidup yang bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, juga masyarakat.
Maknanya, ditengah tahajud, seorang muslim haruslah menemukan kesadaran diri ,
bahwa bertekad untuk membangun kehidupan surgawi bagi dirinya, keluarga, juga
masyarakatnya. Sebaliknya ia harus bekerja keras mengenyahkan kemungkinan
potensi kehidupan neraka hadir di dalam diri, keluarga, dan masyarakat.
Kehidupan ala neraka adalah kehidupan yang penuh
penderitaan, siksaan, kesulitan dan seterusnya, yang dapat berbentuk aneka
ragam, seperti utang, kebodohan, kemiskinan dan ketidakmampuan mengubah dirinya
menuju kondisi yang lebih baik. Mereka yang terjebak dalam kondisi serba sulit
dan tak juga beranjak dari kutukan hidup tersebut seperti hidup dalam nerak.
Itulah makna, bahwa tahjjud akan mengubah kehidupan umat islam dari kesulitan
menuju kemudahan.
5.
Tahajud sebagai Pengawal Diri
Salah satu hikmah terbesar dari ajaran tahajud bagi
umat Islam adalah untuk mencegah dari perilaku berbuat dosa. Karena bagi orang
yang gemar melakukan tahajud disematkan baginya predikat sebagai ahli dzikir.
Ahli dzikir adalah mereka yang selalu menyempatkan ruang hatinya untuk
mencintai Allah, jiwanya selalu berisi rindu yang membuncah untuk bertemu
denganNya.
Itulah sebabnya, jika ia akan melakukan suatu
perbuatan dosa, maka shalat tahajud akan memberikan efek baginya berupa
pengawalan diri untuk mencegah perilaku tersebut.
6.
Tahajud sebagai Terapi Kesehatan
Jika ada pendapat yang menyebutkan bahwa bangun
malam hari dilihat dari aspek kehatan berarti mengurangi jatah tidur dari waktu
yang ditetapkan oleh medis dan ini dapat membahayakan kesehatan seseorang
karena orang tersebut dapat jatuh sakit, maka hal ini perlu untuk dikaji lebih
lanjut.
Karena sebenarnya shalat malam tidaklah menyebabkan
seseorang terancam sakit. Justru sebaliknya, dengan shalat malam orang yang
menderita sakit, penyakit yang dideritanya akan cepat sembuh. Ini merujuk sabda
Nabi SAW,
Salman Farisi berkata:
قا ل
رسول الله صلى الله عليه وسلم : عليكم بقيام اليل فإنّه دأْب الصالحين
قبلكم وقربة الى الله تعلى ومنهاة عن الاثم وتكفير للسيئات ومطردة للدّاع عن الجسد
((رواه احمد عن بلال))
“Kerjakanlah
qiyâm al-lail (shalat malam), karena sesungguhnya hal tersebut merupakan
kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian sebagai pendekatan diri kepada Allah
Ta’ala, sebagai pencegah dari perbuatan dosa, sebagai kafarat (penebus) dari
perbuatan-perbuatan buruk dan sebagai pengusir penyakit dari badan.” (H.R. Ahmad melalui Bilâl)
Demikian beberapa hikmah atau dampak positif dari
melakukan shalat tahajud yang dapat kami sebutkan. Dan hal yang perlu diingat
dari praktik ibadah tersebut adalah bahwa tujuan kita melakukan shalat tahajud
adalah hanya untuk mencari ridho Allah SWT semata, sedangkan untuk hikmah atau
dampak positif dari ibadah tersebut akan mengikuti sebagaimana setiap amal
perbuatan pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya, tidak ada kesia-siaan
di dalamnya.
IV.
KESIMPULAN
a.
Tedapat enam adab yang sebaiknya
dilakukan bagi seseorang yang ingin mengerjakan shalat tahajud.
b.
Waktu utama yang sangat
dianjurkan untuk melakukan ibadah shalat tahajud adalah sepertiga malam.
c.
Ibadah shalat tahajud
memiliki berbagai macam keistimewaan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Kumayi, Sulaiman. 2007. Shalat PENYEMBAHAN & PENYEMBUHAN.
Semarang: Penerbit Erlangga.
Mustofa, Agus. 2005. TAHAJUD Siang Hari DHUHUR Malam Hari.
Surabaya: PADMA Press.
Sabiq, Sayyid. 1976. FIKIH
SUNNAH 2. Bandung: PT Alma’arif.
Thobroni, Muhammad. 2008. TAHAJUD ENERGI SEJUTA MUKJIZAT.
Yogyakarta: Pustaka Marwa.
Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon