Shalat Tahajud

  Oleh: Zaimuddin Ahya'
  




   I.            PENDAHULUAN
“….PADA malam hari hendaklah engkau sembahyang tahajud (sembahyang malam) sebagai tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan memberi engkau kedudukan yang tinggi” (al-isro’;79). Firman Allah SWT tersebut menjadi salah satu dasar disyariatkanya ibadah shalat tahajud. Yaitu ibadah shalat yang sangat dianjurkan dalam Islam. Mengingat begitu besar manfaat yang dikandungnya bagi orang yang mau mengerjakannya.
Shalat tahajud sebagaimana disebutkan, dilakukan pada waktu malam, dimana saat kebanyakan manusia terlelap dalam tidurnya dan berbagai macam aktifitas hidup pada berhenti untuk istirahat. Keadaan tersebut menyebabkan suasana menjadi hening, sunyi dan tenang.  Kondisi ini akan sangat menunjang konsentrasi seseorang yang akan bertaqarrub ilallah.
Dengan sarana shalat tahajud maka akan diperoleh ketenangan dan ketentraman jiwa dan dirasakan sebagai suatu kenikmatan dan kelezatan. Sehingga apabila tidak melakukan shalat tahajud maka akan merasakan sebagai suatu kerugian yang amat besar.
Itulah beberapa dampak positif shalat tahjjud, oleh karena itu dalam makalah ini  kami akan mencoba menguraikan lebih luas tentang shalat tahajud, baik dari adab, waktu utama serta keistimewaan dan manfaat dari ibadah shalat tahajud tersebut.

    II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Adab-adab shalat tahajud
B.     Waktu utama shalat tahajud
C.     Keistimewaan-keistimewaan shalat tahajud
   
 III.            PEMBAHASAN

Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Isrâ’: 79,
ومن اليل فتهجّد به نافلة لك عسى أن يبعثك ربّك مقاما محمودا
“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”
Shalat tahajud adalah shalat yang dilakukan di malam hari. Waktunya dimulai setelah mengerjakan shalat Isya sampai masuknya waktu fajar. Akan tetapi waktu yang lebih afdhal ialah pada akhir waktu malam, ketika kebanyakan manusia sedang tertidur lelap, lalai akan Tuhannya dan merasa amat berat bangun tidur di tengah malam, untuk bersuci kemudian shalat.
Abdullah bin Umar menjelaskan bahwa shalat tahajud dilaksanakan setelah bangun tidur. Menurut Imam Syafi’i, shalat tahajud dapat dilaksanakan sebelum atau sesudah tidur. Meskipun shalat ini hukumnya sunah, namun Nabi SAW menjelaskan bahwa shalat ini mempunyai keutamaan setelah shalat lima waktu. Sebuah hadits menyebutkan:
Dari Abû Hurairah r.a dari Rasulullah SAW bahwasanya Beliau pernah ditanya, “Apakah shalat yang lebih utama sesudah shalat lima waktu?” Beliau menjawab, “Shalat malam.” (H.R. Muslim)
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Hai sekalian manusia! Sebarkan ucapan salam, berilah makanan dan lakukan shalat malam dikala orang sedang terlelap tidur, niscaya kalian akan masuk syurga Tuhanmu dengan damai dan tenang.” (H.R. Tirmidzi)
Di bagian lain, Nabi SAW juga menegaskan bahwa shalat malam (qiyâm al-lail) merupakan ibadah-ibadah yang dilakukan oleh orang-orang saleh sebelumnya, yaitu para umat sebelum Nabi Muhammad SAW. Beliau bersabda:
عليكم بقيام اليل فإنّه دأْب الصالحين قبلكم وقربة الى الله تعلى ومنهاة عن الاثم وتكفير للسيئات ومطردة للدّاع عن الجسد  ((رواه احمد عن بلال))
“Kerjakanlah qiyâm al-lail (shalat malam), karena sesungguhnya hal tersebut merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian sebagai pendekatan diri kepada Allah Ta’ala, sebagai pencegah dari perbuatan dosa, sebagai kafarat (penebus) dari perbuatan-perbuatan buruk dan sebagai pengusir penyakit dari badan.” (H.R. Ahmad melalui Bilâl)
Dalam Mukhtasar Minhâj al-Qâshidîn dikemukakan sebagai berikut:
تتجافى جنوبهم عن المضاجع
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya.” (Q.S. Al-Sajdah [32] :16)
Nabi SAW bersabda, “Hendaklah kalian lakukan shalat malam karena tahajud merupakan kebiasaan orang-orang sebelummu. Tahajud merupakan ibadah yang dapat mendekatkan kalian pada Allah, dapat menghapuskan kejelekan dan dapat menghindarkan kalian dari perbuatan dosa.”
Imam Bashri berkata, “Ibadah yang paling berat yang pernah kurasakan adalah shalat malam.” Ada orang bertanya kepadanya, “Kenapa orang yang bertahajud mukanya terlihat sangat cerah?” Ia menjawab, “ Karena mereka ber-khalwat (menyendiri) dengan Tuhan, lalu Tuhan hiasi wajah mereka dengan cahayaNya.”.
Ada seorang ulama hadis berkata, “Orang yang banyak bertahajud di malam hari, wajahnya akan terlihat sangat cerah di siang hari.”
Ada dua hal yang mempengaruhi shalat tahajud menjadi ibadah yang sangat mengesankan. Yang pertama, hal itu disebabkan oleh kesengajaan bangun malam. Dan yang kedua, bacaan pada malam hari tersebut memiliki dampak yang mengesankan.
Begitulah firman Allah dalam al-Qurân surat Al-Muzammil ayat 6:
انّ ناشئة اليل هي اشدّ وطئا وأقوم قيلا
Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.”
Penjelasannya adalah bahwa bangun malam memang memberikan potensi untuk shalat khusyuk. Ada dua hal yang berpengaruh. Pertama, seseorang yang sengaja bangun malam, pasti adalah orang yang niatnya kuat untuk shalat. Ia bersungguh-sungguh. Jika tidak bersungguh-sungguh untuk melakukan shalat tahajud, pastilah dia akan sulit untuk bangun di waktu sepertiga malam tersebut. Dan kesungguhan untuk bangun malam merupakan modal awal yang sangat kuat untuk menuju kekhusyukan shalat.
Selain itu, shalat tahajud disyaratkan untuk dilakukan setelah tidur. Tidak boleh begadang kemudian  dilanjutkan langsung dengan melaksanakan shalat tahajud. Karena Allah menghendaki agar para hamba-hamba malamNya shalat dalam keadaan pikiran fresh-segar. Dan kesegaran itulah yang membantu dan berpengaruh pada kekhusyukan shalat kita.
Sementara di waktu siang hari, sebagaimana Allah berfirman dalam lanjutan ayat tersebut yaitu “Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).”, pikiran kita terganggu oleh pekerjaan yang bermacam-macam dan banyak. Tidak terkonsentrasi pada shalat yang kita lakukan. Oleh karena itu, pada waktu malam hari itulah kita dapat melaksanakan ibadah shalat tanpa adanya gangguan macam-macam.
Dan yang kedua, berdasarkan ayat tersebut, bacaan pada waktu malam sangat mengesankan. Hal ini dikarenakan selain adanya kejernihan pikiran dan kesungguhan, terdapat pula faktor alam yang berpengaruh. Karena suasana pada malam hari memang sangat baik untuk berkomunikasi dan komunikasi yang kita lakukan tersebut, semuanya adalah berbasis pada energi.
Untuk kualitas ibadah termasuk shalat, dapat kita tinjau dari sudut pandang energi. Bahwa orang yang khusyuk di dalam shalatnya memancarkan energi positif yang lebih besar daripada orang-orang yang tidak khusyuk. Dan hasilnya, suasana di malam ketika orang-orang melakukkan shalat tahajus memang sangat mendukung terjadinya kekhusyukan shalat.
Karena itulah Allah sangat menganjurkan kepada kita untuk melakukan shalat tahajud. Agar kontak kita dengan Allah dapat berjalan lebih sempurna. Dan kita dapat berdialog dengan Allah dalam kebeningan pikiran dan keheningan serta kejernihan malam hari.

A.       Adab-adab Shalat Malam
Hasbi Ash-shiddiqy dalam bukunya Pedoman Shalat menyebutkan ada enam adab yang harus dipelihara oleh mereka yang mengerjakan shalat malam.[1]
1.         Berniat ketika akan tidur, bahwa dia akan bangun mengerjakan shalat malam.
Diriwayatkan oleh Al-Nasa’i dan Ibnu Majah dengan sanad yang shahih (valid) dari Abu Darda, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa datang ke tempat tidurnya sedang dia berniat akan bangun tidur untuk mendirikan shalat malam, namun ia tertidur hingga pagi, maka ditulislah baginya apa yang telah ia niatkan dan tidurnya itu menjadi sedekah kepadanya dari Tuhannya.”
2.         Menyapu muka dikala bangun dari tidur, kemudian menyikat gigi untuk menyegarkan mulut dan dilanjutkan dengan memandang langit disertai dengan membaca doa yang pernah diucapkan oleh Rasulullah SAW, yaitu:
لاإله إلاّ انت سبحانك, أستغفرك لذنبي و اسألك رحمتك, اللهم زدنى علما ولا تزغ قلبى بعد اذ هديتني وهب لى من لدنك رحمة انك أنت الوهاب, الحمد لله الذى أحيانا بعد ما أماتنا واليه النشور.
“Tidak ada Tuhan selain Engkau, maha suci Engkau, aku memohon ampun kepada Engkau bagi dosa-dosaku dan aku memohon kepada Engkau akan rahmat Engkau. Wahai Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu dan janganlah Engkau memiringkan hatiku, sesudah Engkau menunjukiku. Dan limpahkanlah rahmat dari sisiMu; bahwasanya Engkau adalah Tuhan yang banyak anugerah, segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan hanya kepadaNyalah tempat kembali.”
3.         Membuka shalat malam dengan dua rakaat yang ringan, sesudah itu dilanjutkan sesuai dengan jumlah rakaat yang diinginkan.
Aisyah berkata, “Rasulullah selalu, ketika bangun di malam hari untuk bershalat malam beliau membuka shalatnya dengan dua rakaat yang ringan.” (H.R. Muslim)
Abu Hurairah menerangkan bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Apabila salah seorang diantara kamu berdiri di malam hari untuk shalat malam, maka hendaklah ia membuka shalatnya dengan dua rakaat yang ringan.” (H.R. Muslim)
4.         Membangunkan anggota keluarga dari tidur di malam hari.
Nabi Saw bersabda, “Apabila seorang membangunkan keluarganya di malam hari lalu kedua-duanya bershalat atau bershalat dua rakaat bersama-sama dituliskan dia dalam golongan orang-orang yang menyebut Allah.” (Daud dan lain dengan sanadnya yang shahih dari Abu Hurairah).
Riwayat lain, Nabi SAW bersabda, “Maha suci Allah, fitnah apa yang telah Allah turunkan pada malam ini. Apa yang telah Allah turunkan dari perbendaharaan-perbendaharaannya. Siapakah yang mau membangunkan para isterinya. Berapa banyak orang yang berpakain di dunia, telanjang di akhirat.” (H.R. Bukhari dan Muslim yang bersumber dari Aisyah)
5.         Menghentikan shalat untuk tidur kembali, apabila terasa mata mengantuk, hingga hilang kantuk. Nabi SAW,
اذا قام أحدكم من الليل فا ستعجم القرن على لسانه فلم يدرما يقول فليضطجع ((رواه مسلم))
“Apabila salah seorang diantara kamu bangun di malam hari untuk mendirikan shalat malam, namun sukar ia membaca Al-Qurân, tidak sadar apa yang ia baca, maka hendaklah ia tidur.” (H.R. Muslim)
6.         Hendaknya tidak  memberatkan diri. Disini hendaknya ia melakukan shalat sesuai dengan kemampuan. Misalnya, ia hanya mampu melaksanakan shalat malam dua rakaat, dan ditutup dengan satu atau tiga rakaat witir, maka hendaklah ini dilazimkan. Yang terpenting adalah tidak boleh semalamanpun absen shalat malam kecuali dalam keadaan darurat. Ini sesuai dengan sabda Nabi SAW, “Ambillah sebanyak yang kamu sanggupi dari berbagai amalan. Demi Allah, Allah tiada memutuskan pahalaNya sehingga kamu memutuskan ibadah.” (H.R. Bukhari dan Aisyah)

B.       Waktu yang Utama untuk Shalat Tahajud
Para ulama menjelaskan bahwa shalat tahajud dapat dikerjakan di permulaan, pertengahan dan di penghabisan malam. Asalkan ibadah tersebut dilaksanakan sesudah menunaikan shalat ‘Isya. Keterangan tersebut didasarkan atas riwayat sahabat sebagai berikut:
“Kapan saja kita ingin melihat Nabi SAW shalat malam, ketika itu pula kita pasti dapat melihatnya, dan kapan saja kita ingin melihat tidurnya Nabi SAW, di saat itu pula kita dapat melihatnya. Bila Beliau berpuasa, terus dilakukannya sampai-sampai kita akan mengira bahwa Beliau tidak pernah berbuka. Namun kalau sudah berbuka, sampai-sampai kita akan berkata bahwa Beliau tidak pernah berpuasa.” (H.R. Ahmad, Bukhari dan Nasa’i)
Dan dalam Al-Qurân pun telah dijelaskan pula tentang waktu shalat tahajud:
يا أيّها المزّمّل. قم اليل إلّا قليلا. نصفه أو انقص منه قليلا. أو زد عليه ورتّل القرءان ترتيلا.
“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari[2] kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.”
Firman Allah tersebut menegaskan kepada Nabi SAW dan tentu saja kepada umat Beliau, umat Islam, untuk memilih waktu shalat tahajud yang tepat dan sesuai dengan kelonggaran yang ada pada Beliau dan umatnya.
Namun, menurut hadits yang shahih, sebaik-baik waktu yang dianjurkan untuk melakukan shalat malam tersebut adalah pada sepertiga malam yang terakhir, yang jika diinterpretasikan menurut waktu Indonesia ialah pukul 02.00 WIB atau pukul 03.00 WIB sampai sebelum fajar atau masuknya waktu shalat shubuh.
Sebagaimana sabdanya, “Pada saat manakah shalat malam yang lebih utama?” Abu Dzar menjawab, “Saya pernah menanyakan demikian kepada Rasulullah SAW, maka Beliau bersabda: ‘Pada tengah malam yang terakhir, tapi sedikit sekali yang suka mengerjakan.” (H.R. Ahmad)

C.       Keistimewaan-keistimewaan Shalat Tahajud

1.         Memudahkan Hafalan Al-Qur’an
Shalat tahajud merupakan riyadhah spiritual atau batiniah yang diharapkan mampu menjaga keseimbangan psikis sekaligus fisik seorang penghafal Al-Quran. Ulama-ulama masa lalu menjadikan shalat tahajud sebagai amalan utama untuk mencapai mukjizat berupa kemampuan untuk menghafalkan Al-Quran tersebut.
Dari Ibnu ‘Abbas berkata tentang ayat dalam Al-Muzammil: “ Dirikanlah shalat malam sepenuhnya, kurang sedikit atau setengah” telah dihapus oleh ayat “Allah mengetahui kalian tidak sanggup memenuhinya, karena itu Dia mengampuni kalian, kemudian bacalah ayat-ayat yang mudah (engkau hafal).” Sementara itu, arti ‘nasyiatul laili’ ialah mulanya shalat lail dilakukan awal malam karena di waktu itu kalian lebih mudah melaksanakan apa yang diwajibakan Allah mengenai shalat malam (tahajud). Demikian itu bukan tugas seseoarang sesudah tertidur karena ia tidak tahu kapan dapat bangun. Ayat ‘Aqwamu qiila’ bermakana yang bersangkutan lebih mudah memahami Al-Quran. Ayat ‘Inna laka fil Quraani sabhan thawiila’, bermakana engkau (Muhammad) mempunyai kesempatan yang lama untuk membaca Al-Quran.” (H.R. Baihaqi).

2.         Mengubah Kemiskinan Menjadi Kekayaan
Shalat tahajud memang bukan ibadah wajib, tapi ia merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Di waktu tahajud itulah seorang hamba dapat mengadukan berbagai keluh kesah, tentang masalahnya, mengetuk pintu hati Allah agar mengulurkan tanganNya.
Tahajud merupakan saat yang tepat bagi seorang hamba untuk menggapai mukjizat hidup, diantaranya mengubah kemiskinann menuju kekayaan. Seseorang yang dalam hidupnya diwarnai dengan sikap tawadhu’, penuh syukur, yakni merunduk di hadapanNya setiap malam hari, adalah orang-orang yang siap meraup anugerah kekayaan diri, jiwa, sekaligus harta.
Inilah alasan bagaimana shalat tahajud dapat mengubah kemiskinan menuju kekayaan. Karena di tengah tahajud itu seorang hamba merenungkan diri dan keluarganya
Dalam tahajudnya seorang muslim berusaha menyadari bahwa berkerja dan berkarya maksimal adalah sebuah ibadah. Kesadaran untuk berkarya secara maksimal itulah yang mampu mengubah hidup seorang muslim, menggerakkan revolusi diri dari kemiskinan menuju kekayan. Kekayaan yang tidak semata-mata bermakna material tetapi juga berupa spiritual.


3.         Mengubah Kebodohan Menuju Kecerdasan
Orang yang tidur terlalu lama, terhanyut dalam selimut, adalah orang-orang yang dibelenggu oleh setan. Itulah sebabnya, mereka yang berusaha keras untuk bangun malam adalah orang-orang pilihan. Yang bersedia meluangkan waktunya untuk menempa kecerdasan spiritual, emosional, sekaligus intelektual.
Maka, pahamlah kita, mengapa banyak orang pintar rajin shalat tahajud. Karena dengan tahajud tersebut mereka dapat meraup energi jernih yang bertebar di sekitar keheningan malam, mengelolanya seraya menggerakkan energi itu untuk membangun sendi-sendi kecerdasan. Kesunyian tidak digunakan untuk melamun hal-hal jorok, justru dimanfaatkanya guna meningkatkan kualitas intelektual.
Inilah makna, bahwa tahajud mampu mengubah kebodohan menuju kecerdasan. Tahajud adalah gerakan revolusi sejati seorang hamba yang ingin hidup cerdas. Dari tahajud, ditengah keheningan malam itu, dia meneguhkan tekadnya untuk melepas belenggu kebodohan, bisikan setan, mengubahnya menuju tradisi baru, tradisi hidup cekatan, dan jernihnya jiwa dengan cara banyak belajar, khususnya membaca dan menulis.

4.         Mengubah Kesusahan menjadi Kemudahan
Ajaran agama menawarkan cara hidup bahagia, yakni cara hidup yang bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, juga masyarakat. Maknanya, ditengah tahajud, seorang muslim haruslah menemukan kesadaran diri , bahwa bertekad untuk membangun kehidupan surgawi bagi dirinya, keluarga, juga masyarakatnya. Sebaliknya ia harus bekerja keras mengenyahkan kemungkinan potensi kehidupan neraka hadir di dalam diri, keluarga, dan masyarakat.
Kehidupan ala neraka adalah kehidupan yang penuh penderitaan, siksaan, kesulitan dan seterusnya, yang dapat berbentuk aneka ragam, seperti utang, kebodohan, kemiskinan dan ketidakmampuan mengubah dirinya menuju kondisi yang lebih baik. Mereka yang terjebak dalam kondisi serba sulit dan tak juga beranjak dari kutukan hidup tersebut seperti hidup dalam nerak. Itulah makna, bahwa tahjjud akan mengubah kehidupan umat islam dari kesulitan menuju kemudahan.

5.         Tahajud sebagai Pengawal Diri
Salah satu hikmah terbesar dari ajaran tahajud bagi umat Islam adalah untuk mencegah dari perilaku berbuat dosa. Karena bagi orang yang gemar melakukan tahajud disematkan baginya predikat sebagai ahli dzikir. Ahli dzikir adalah mereka yang selalu menyempatkan ruang hatinya untuk mencintai Allah, jiwanya selalu berisi rindu yang membuncah untuk bertemu denganNya.
Itulah sebabnya, jika ia akan melakukan suatu perbuatan dosa, maka shalat tahajud akan memberikan efek baginya berupa pengawalan diri untuk mencegah perilaku tersebut.

6.         Tahajud sebagai Terapi Kesehatan
Jika ada pendapat yang menyebutkan bahwa bangun malam hari dilihat dari aspek kehatan berarti mengurangi jatah tidur dari waktu yang ditetapkan oleh medis dan ini dapat membahayakan kesehatan seseorang karena orang tersebut dapat jatuh sakit, maka hal ini perlu untuk dikaji lebih lanjut.
Karena sebenarnya shalat malam tidaklah menyebabkan seseorang terancam sakit. Justru sebaliknya, dengan shalat malam orang yang menderita sakit, penyakit yang dideritanya akan cepat sembuh. Ini merujuk sabda Nabi SAW,
Salman Farisi berkata:
قا ل رسول الله صلى الله عليه وسلم : عليكم بقيام اليل فإنّه دأْب الصالحين قبلكم وقربة الى الله تعلى ومنهاة عن الاثم وتكفير للسيئات ومطردة للدّاع عن الجسد  ((رواه احمد عن بلال))
“Kerjakanlah qiyâm al-lail (shalat malam), karena sesungguhnya hal tersebut merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian sebagai pendekatan diri kepada Allah Ta’ala, sebagai pencegah dari perbuatan dosa, sebagai kafarat (penebus) dari perbuatan-perbuatan buruk dan sebagai pengusir penyakit dari badan.” (H.R. Ahmad melalui Bilâl)
Demikian beberapa hikmah atau dampak positif dari melakukan shalat tahajud yang dapat kami sebutkan. Dan hal yang perlu diingat dari praktik ibadah tersebut adalah bahwa tujuan kita melakukan shalat tahajud adalah hanya untuk mencari ridho Allah SWT semata, sedangkan untuk hikmah atau dampak positif dari ibadah tersebut akan mengikuti sebagaimana setiap amal perbuatan pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya, tidak ada kesia-siaan di dalamnya.

 IV.            KESIMPULAN
a.      Tedapat enam adab yang sebaiknya dilakukan bagi seseorang yang ingin mengerjakan shalat tahajud.
b.      Waktu utama yang sangat dianjurkan untuk melakukan ibadah shalat tahajud adalah sepertiga malam.
c.       Ibadah shalat tahajud memiliki berbagai macam keistimewaan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.






DAFTAR PUSTAKA


Al-Kumayi, Sulaiman. 2007. Shalat PENYEMBAHAN & PENYEMBUHAN. Semarang: Penerbit Erlangga.

Mustofa, Agus. 2005. TAHAJUD Siang Hari DHUHUR Malam Hari. Surabaya: PADMA Press.

Sabiq, Sayyid. 1976. FIKIH SUNNAH 2. Bandung: PT Alma’arif.

Thobroni, Muhammad. 2008. TAHAJUD ENERGI SEJUTA MUKJIZAT. Yogyakarta: Pustaka Marwa.




[1]  Sulaiman Al-Kumayi, Shalat PENYEMBAHAN & PENYEMBUHAN, (Semarang: Penerbit Erlangga, 2007),  hlm. 164-166
[2] Sembahyang malam ini mula-mula wajib, sebelum turun ayat ke 20 dalam surat ini. Setelah turunnya ayat ke 20 ini hukumnya menjadi sunat.



Suka artikel ini ?

About Anonim

Admin Blog

Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon

Silakan berkomentar dengan sopan