Sumbangan Islam Terhadap Dunia Barat

I.                   PENDAHULUAN
Apabila sekarang membandingkan dunia Islam dengan dunia Kristen, yang tersebut lebih dahulu memperlihatkan serba gelap dan gambaran suatu masyarakat yang tertekan, tenggelam di dalam serba lamban dan mundur, dan tertimpa kemerosotan intelektual dan material. Pada umumnya gambaran dunia Islam masa kini begitu gelap dan mengecewakan, sehingga sulit sekali bagi rata-rata orang Barat untuk mempercayai, bahwa beberapa abad yang lalu semua wilayah inilah yang menjadi pusat kebudayaan yang meneranginya, dan pada saat-saat itu bahwa Eropalah yang berupa wilayah dunia termundur dan penuh kegelapan. Terlebih sukar lagi bagi kebanyakan orang Barat untuk mempercayai, bahwa hanya umat Islamlah yang menarik Eropa dari serba gelap kebiadaban abad pertengahan, membebaskannya dengan daya yang sekuat-kuatnya, material maupun cita-cita yang menuntun kea rah kelahiran kembali Eropa dan memainkan peranan mendasar akan kelahiran peradaban modern.[1]

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Bagaimana Awal Islam Masuk ke Dunia Barat ?
B.     Bagaimana Peradaban Dunia Barat Sesudah Masuknya Islam?

III.             PEMBAHASAN
A.    Peradaban Islam masuk di Eropa   
Peradaban Islam masuk di Eropa dengan empat cara berikut ini:
1.    Melalui Andalusia (Spanyol).
Sebagian besar pengaruh kebudayaan Islam atas Eropa terjadi akibat pendudukan kaum muslimin atas Spanyol dan Sisilia.[2]
Bangsa arab selama 8 abad lamanya menempati daerah ini. Karenanya peradaban Islam menyebar di pusat-pusat tempat yang berbeda. Seperti: di
Cordova, Sevilla, Granada, Toledo.
Penduduk Andalusia (Spanyol) mayoritas menganut ajaran masehi, yang kemudian terpecah dengan datangnya peradaban arab. Bahkan mereka ganti bahasa mereka dengan berbicara dengan bahasa arab. Mereka mengenal istilah Mozabarabes, kata ini yang dalam bahasa arab disebut musta’rib[3]. Untuk itu pula para pendeta nasrani melakukan terjemahan injil ke dalam bahasa Arab.
Orang Spanyol telah meninggalkan bahasa latin dan melupakannya, Seorang pendeta di Cordova mengeluh, hampir di kalangan mereka tidak ada yang mampu membaca kitab suci yang berbahasa latin. Bahkan cendekiawan muda hanya mengetahui dan memahami bahasa Arab.[4]
Sejak pertama kali Islam menginjakkan kaki di Spanyol hingga kerajaan Islam berakhir di sana. Islam memainkan peranan yang sangat besar selama hampir 8 abad. Dari Spanyolah peradaban Islam pindah ke Eropa. 
2.    Melalui Sisilia
Kemudian peradaban Islam masuk di dunia Barat melalui Sisilia, di mana bangsa Arab menaklukan Sisilia di masa akhir dinasti Aghalibah yang berdiri di Afrika (Sekarang Tunisia dan Al-Jazair) di era Abbasiah yaitu di pertengahan abad 3 hijriah atau 10 Masehi dan paska Romawi menyerang daerah-daerah Islam. Dan pendudukan Arab atas Sisilia tidak berlangsung lama seperti pendudukan atas Spanyol. Pada pertengahan abad ke-18, ksatria Norman melihat bahwa mereka hidup dengan baik di Italia bagian selatan, sebagai pedagang atau sebagai pengusaha militer independen. Efesiensi kemiliteran mereka sedemikian rupa sehingga beberapa ratus ksatria di bawah pimpinan Robert Guiscard telah berhasil mengalahkan Bizantium dan mendirikan kerajaan Norman. Pada tahun 1060, saudaranya Roger memimpin invasi ke Sisilia dan berhasil merebut Messina dan berlanjut dengan pendudukan seluruh wilayah tersebut sampai 1091.[5]
Dengan kehadiran Arab di Spanyol dan Sisilia inilah, secara perlahan menemukan jalur masuknya peradaban Islam di Eropa Barat secara matang hingga dikuasainya.

3.    Melalui datangnya orang-orang salib di Timur Islam.
Sebagai bentuk dari wujud keterpengaruhan Barat terhadap Peradaban Islam adalah datangnya orang-orang Salib di Timur Islam, yang walaupun kehadiran ini bukanlah persoalan pentingnya menuntut reaksi besar-besaran kecuali dari wilatah-wilayah tetangga yang dekat dengan wilayah kaum muslim itu sendiri. Invasi atas Spanyol dan Sisilia memberi arti bahwa suatu waktu Islam hadir di daerah pinggiran Kristen Latin, yang kemudian memberi reaksi menjadikan munculnya gerakan perang salib pada abad ke-11. Hal ini bisa dianggap sebagai reaksi yang besar terhadap kehadiran Islam, tetapi pusatnya justru di bagian Utara Perancis, yang jauh kontaknya secara langsung di Negara-negara Islam.[6]
            Selama perang salib inilah proses intraksi peradaban pun terjadi yang kemudain memberi pengaruh bagi masing-masing pihak atau lebih tepatnya penerimaan orang-orang Eropa atas corak-corak kebudayaan Islam. Proses ini juga ditopang oleh keterampilan dan ketangguhan orang-orang Arab dalam bidang perdagangan. Di seluruh wilayah yang tunduk di bawah pemerintahan Islam, tidak hanya terdapat kebudayaan Islam saja yang relative homogen melainkan juga barang-barang yang dihasilkan kaum muslim tersebar jauh melampaui batas-batas wilayah Islam.[7]

4.    Pertukaran perniagaan antara timur dan barat melalui Mesir.
Sebagian besar mengatakan, peristiwa ini terjadi sejak datangnya bangsa Fatimiah di Mesir dan menjadikan Mesir sebagai pusat politik, perdagangan dan kebudayaan. Karena itu penyerangan Mongol di Irak menjadikan Mesir sebagai ka’bah peradaban Islam di era dinasti Mamalik sebagaimana dikatakan Ibnu Khaldun bahwa munculnya peradaban di Mesir dengan kembalinya peradaban Islam sejak ribuan tahun yang lalu. Maka muncullah di Mesir gerakan Ilmu dan seni yang menjadikan para penuntut ilmu datang dari Timur dan Barat. Ibnu Khaldun melanjutkan dengan perkataannya ”Saya tidak melihat Mesir kecuali sebagai induknya Ilmu, wadahnya Islam dan sumber ilmu serta pusat perniagaan.
Bukti Peradaban Islam di Eropa, hal ini dapat dirasakan dengan munculnya berbagai buku yang diterjemahkan dari bahasa arab ke bahasa latin, bahasa Thalia dan Ibrani. Buku-buku tersebut memenuhi perpustakaan Eropa di era-era awal. Dengan kata bahwa keberlangsungan peradaban ini dengan adanya penerjemahan besar-besaran dari bahasa Arab ke bahasa latin. Hal ini menunjukan majunya keilmuan Islam dengan segala cabangnya. Begitu pula di era kebangkitan Eropa ketika bangsa Eropa kembali dengan ilmu-ilmu Yunani klasik, mereka menjumpai buku-buku yang memang telah dimuat dalam khazanah buku muslimin.  Karenanya sebuah peradaban berdiri tidak lepas dari peradaban sebelumnya.

B.      Peradaban Dunia Barat Setelah islam masuk
Kemajuan Eropa hingga saat ini yang terus berkembang banyak dipengaruhi oleh khazanah ilmu pengetahuan islam yang berkembang di periode klasik. Pengaruh peradaban Islam termasuk di dalamnya pemikiran Ibnu Rusyd ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen yang belajar di Universitas-universitas Islam di Spanyol seperti Universitas Cordova, Sevilla, Malaga, Granada dan Samalanca. Selama belajar di Spanyol mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuan muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah pulang ke negrinya mereka mendirikan sekolah dan Universitas yang sama. Universitas yang pertama di Eropa adalah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M.
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (Renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Latin.
Walaupun akhirnya Islam diusir dari Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (Renaissance) pada abad ke-14 M yang bermula di Italia. Gerakan reformasi pada abad ke-16 M, Rasionalisme pada abad ke-17 M dan pencerahan (Aufklaerung) pada abad ke-18 M. Beberapa bentuk peradaban tersebut seperti :

1.    Bidang Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi
Sebagai bentuk keterpengaruhan Barat terhadap peradaban Islam, adalah adanya sejumlah kitab-kitab klasik yang memang dikarang oleh orang Islam sendiri. Dalam hal ini adalah Kitab yang membahas ilmu kedokteran dikarang oleh Ibnu Sina, al-Qanun sekitar abad ke-12. Kemudian kitab al-Hawi oleh ar-Razi juga menajadi bagian terpenting bagi tradisi keilmuan Barat sampai pada abad ke-16.  Ibn Sina sendiri merupakan pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai “bapak kedokteran modern.” George Sarton menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu.” pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).
Buku-buku kedokteran ini diajarkan di kampus-kampus Eropa sampai abad 18 tak terkecuali Sekolah Salerno yang dianggap sebagai sekolah kedokteran pertama di Eropa. Ibnu Sina dan Razi menjadi referensi kuliah kedokteran di Paris bahkan lebih dari itu teori-teori Ibnu Khaldun yang menjadi peletak dasar ilmu sosial masih dikenal di kampus-kampus Eropa sampai sekarang. Selanjutnya dalam review buku ini disebutkan para penterjemah yang berasal dari agama dan suku bangsa yang berbeda; mereka menukil dan pindahkan ilmu bangsa Arab ke bangsa Eropa yang dimulai dari abad 11 Masehi hingga akhir era pertengahan, antara lain: Gerberto, Adelard ofbath, Leonardo Pisano, Petrus alfons, dan lain-lain.
Selain itu, keterpengaruhan rasionalitas Eropa banyak diadopsi dari serpihan pemikiran Ibn Ruys. Dimana Ibn Ruys juga termasuk pakar kedokteran, Filsafat, Fiqih dll. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang mempengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah hukum.Pemikiran Ibnu Rusyd. Kitab yang sering menjadi rujukan Barat adalah kitabnya yang terkenal yaitu Kulliyaat fi At-Tib (buku kedokteran) yakni sebuah kitab yang secara lengkap membahas tentang ilmu kedokteran. Di samping itu juga ada Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at yakni yang memmabahs tentang Filsafat dan hal-hal yang terkait dengannya.
Menurut para ahli sejarah, ketergantungan Eropa terhadap ilmuan Islam yakni kedoteran terus berlangsung hingga abad ke 15 dan ke 16 yang ditunjukkan dengan daftar buku yang dicetak. Bahkan hingga tahun 1500-an, buku ini sudah dipublikasikan dalam cetakkan yang ke-16, karena masih terus digunakan hingga tahun 1650. Buku itu olehnya dipandang sebagai karya dalam bidang kedokteran yang paling banyak dipelajari sepanjang sejarah. Buku ini diikuti oleh karya-karya terjemahan dari bahasa Arab lainnya, termasuk beberapa karangan al-Razi, Ibnu Rushd, Hunain bin Ishaq dan Haly Abbas.
Menurut Gustave Le Bon (sejarawan Perancis) bahwa ahli-ahli Barat seperti Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Albertus Magnus, dan lain-lain, dibesarkan dalam era keemasan perpustakaan pengetahuan Islam dan Arab. Paus Gerbert (bergelar Sylvestre-II) mengajar ilmu-ilmu alam pada tahun 1552-1562 yang kesemuanya dipelajarinya di Universitas Islam Andalusia di Spanyol. Gherardo & Cremona, 2 orang ahli astronomi Italia yang menerjemahkan buku ilmu astronomi dari kitab as-Syarh karangan Jabir ibnu Hayyan. Raja Friederich-II dari Perancis meminta putra-putra Ibnu Rusyd (menurut ejaan Barat dibaca : Averoes) untuk tinggal di istananya, mengajarinya ilmu Botani dan Zoologi. Apotik & ilmu Kedokteran, Kimia & Botani Islam sebelum abad ke-15 sudah sangat maju dibandingkan Barat, ilmuwan Islam telah menemukan 2000 jenis tanaman Thriflorida untuk obat-obatan.

2.    Filsafat
Di akhir abad ke-12 M, usat-pusat kebudayaan di Prancis, Italia dan sejumlah Negara tetangganya menetapkan pelajaran Mantiq, ilmju hitung, falak kimia dan lain-lain untuk menghasilkan ahli teologi hukum dan kedokteran. Dan secara tidak langsung tradisi studi kesustraan Yunani pun hamper secara keseluruhan tidak mendapat perhatian yang serius. Dengan demikian, kajian di Eropa oleh Orientalis teologi menjadikan Filsafat dan Logika sebagai sumber atau jalan dalam menetapkan hukum. Selain dari beberapa ahli Filsafat Eropa yang berkembang, di sini muncullah Ibn Ruys yang kemudian banyak memberikan kontribusi terhadap perkembnagan pemikiran Eropa pada saat itu. Walaupun kemudian pihak Gereja konsili keagamaan di Paris 1209(605 H) mengaharamkan pemikiran Filsafat Ibn Rusyd yang kemudian diperbaharui pada tahun 1215 dan diperketat oleh Paus Gregorius IX di tahun 1231. Ini semua menunjukkan bahwa Filsafat Ibn Rusyd telah beredar luas jauh sebelum Michael Scott merampungkan terjemahannya pada tahun 1230.  
Disinilah juga didirikah pusat penerjemahan yang kemudian Michael Scott ditugasi sebagai tim penerjemah bersama rekan-rekannya terutama sejumlah buku-buku Arab dalam bahasa latin. Tradisi ini juga merembet pada sejumlah Universitas yang ada seperti Universitas Navoli dalam rangka membumikan tradisi terjemah secara besarbesaran melalui biaya kerajaan tahun 1224 M(621 H) dan menetapkan komentar Ibn Rusyd pada makalah Aristoteles, pada buku Isagoge oleh Porforius, serta al-Falgani dan beberapa buku-buku yang lain sebagai buku wajib di lingkungan Universitas.
Dalam hal ini Ibn Ruysd memeperlihatkan kemampuan akal untuk membedakan, mengetahui, kemudian mempercayai. Pangingkaran terhadap adanya kemampuan akal pada manusia berarti penurunan kedudukan akal pada tempat di bawah perasaan berbuat.

3.    Bidang Sastra
Menurut sejarawan bahwa, perkembangan dunia satra di Eropa sangatlah pesat, yang dimana pada dasarnya hubungan antara sastra, budaya sepanyol dan Prancis terjadi pada abad pertengahan, ketika peradaban Prancis selatan mulai menjadi megah dan besar, tepatanya di Provence. Dari sanalah muncul kelompok penyair pengembara Troubadrous salah seorang tokohnya adalah Ruy Diaz de Biver, seorang tokoh perlawanan terhadap masyarakat Islam. Dan memang harus diakui bahwa pada abad pertengahan tersebut, sastra serta peradaban barat mulai terlihat geliatnya. Contohnya saja seorang raja Sepanyol bernama Al- Fonso mempunyai julukan Al- Âlim., julukan atersebut diberikan karena dia selalu menghunus pedang untuk berperang melawan musuh-musuhnya, namun di lain waktu dia memegang bukunya, mendalami ilmu-ilmu pengetahuan, serta menulis karya-karya sastra.
Dikatakan bahwa, opera “Peringatan akan akibat” karangan Shakespeare, diilhami dari kisah Alfu lailah wa lailah dari masa keemasan Islam. Kemudian cerpen karangan sastrawan Perancis Lasange banyak mengambil inspirasi dari kitah Natan al-Hakim. Di samping itu, Sajak Divina Commedia karangan Dante Alghieri mengambil dari kitab Risalatul-Ghufran (karangan al-Ma’ariy) & Washful Jannah (karangan Ibnu Arabi). Juga Cerita Gulliver (karangan Schwift) diilhami oleh Alfu lailah wa lailah dan  Cerita Robinson Crusoe (karangan Defoe) diilhami dari kitab ar-Risalah (karangan Hayy bin Yaqzhan yang dikenal dengan gelar Ibnu Thufail).

4.    Bidang Lainnya
Menurut sejarawan dan orientalis Perancis, Sedillot, bahwa UU Sipil Perancis pada masa Napoleon Bonaparte diilhami dari kitab al-Khalil (salah satu kitab Fiqh Maliki). Dan bukti ini bisa dikatakan bukti yang paling besar pengaruhnya di Eropa. Hal ini juga dijumpai dalam bahasa Spanyol, Portugis, Italia dan lainnya. Yang kemudian juga tercakup bahasa tentang kehidupan dan ilmu pengetahuan, semisal “Chiffre” yang merupakan kata berasal dari bahasa Arab yakniصفر(nol), berarti penomoran dari arab, “Admiral” atau “Amiral”  kata dari أمير البحر (pemimpin laut), “Cable” yaitu الحبل(kabel). Kemudian “Cotton” (dari Quthn), “Syrup” (dari Syarab), “Lemon” (dari Laymun), bahkan nama-nama ilmuwan Islam seperti : “Avecina” (dari Ibnu Sina), “Averoes” (dari Ibnu Rusyd), “Albategnius” (dari Al-Baththani), Ibn Yunis (dari Ibnu Yunus), dll.     

5.    Bidang Arsitektur
Di samping bidang-budang yang sudah disebutkan di atas, masih banyak juga terdapat bukti-bukti pengaruh peradaban Islam di Eropa semisal dalam dunia music dan kesenian, arsitek bangunan, pertanian dan perdagangan serta ilmu peta. Untuk pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan kota, istana, masjid dan taman-taman. Di antara bangunan yang megah adalah masjid Cordova, kota al-Zahra, masjid Sevile, istana al-Hamra di Granada, istana al-Makmun, tembok toledo dan istana Ja’fariyah di Saragosa. Ini juga yang diungkapkan Ibn Fadillah dalam Masalikul Abshornya bahwa ada sekelompok orang dari bani Barzal melaut ke lautan gelap, pastilah nama Brazil diambil dari nama-nama mereka. Begitu juga penemuan Portugis di Afrika, kedatangan bangsa Eropa ke Hindia didasari dengan apa yang pernah dilakukan oleh bangsa Arab.

IV.             KESIMPULAN
Tidak dapat dipungkiri sejarah telah membuktikan, peradaban islam abad pertengahan memberikan jasa besar terhadap dunia Barat. Robert Briffault di dalam  “Making of humanity”-nya mengatakan: “Science adalah jasa terkenang peradaban Arab kepada Dunia modern; namun buahnya lambat masak. Agak lama sesudah kebudayaan Mur tenggelam di dasar kegelapan, barulah si raksasa yang di lahirkannya itu bangkit menjulang. Bukannya hanya science saja yang membuat Eropa hidup kembali. Beraneka pengaruh lainnya daripada peradaban islam menyusuli gemerlap pertamanya di dalam kehidupan Eropa.” (hal. 202).[8]

V.                PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami buat, kami sadar bahwa kami juga masih belajar, dari pada itu marilah kita saling mensuport satu sama lain. Dan kami mohon ma’af yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan kami, dan semoga kita mendapatkan manfa’at dan berkah dari Allah SWT. Amiin..



DAFTAR PUSTAKA

Maryam, Siti et.al, Sejarah Peradaban Islam(Yogyakarta: Jur SPI Fak Adab IAIN Sunan Kalijaga, 2003)
Syalabi, Mausu’ah Tarikh, (Mesir: Maktabah Nahdah al-Misriyah,1983)
Watt, W. Montgemary Islam dan Peradaban Dunia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1997)
Siddiqi, Amir Hasan Studies In Islamic History, Bandung: Al-Ma’arif, 1987.





[1] Dr. Amir Hasan Siddiqi, Studies In Islamic History, Bandung: Al-Ma’arif, 1987, hal. 111.
[2] W. Montgemary Watt, Islam dan Peradaban Dunia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1997) hal 2.
[3] Siti Maryam, et.al, Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: Jur SPI Fak Adab IAIN Sunan Kalijaga, 2003) hal 99.
[4] Syalabi, Mausu’ah Tarikh, (Mesir: Maktabah Nahdah al-Misriyah,1983) hal 89-90.
[5] W.Montgemary Watt, op.cit, hal 6-7.
[6] Ibid….hlm.18
[7] Ibid….hlm.22

[8] Dr. Amir Hasan Siddiqi, Studies In Islamic History, Bandung: Al-Ma’arif, 1987, hal. 119.
Suka artikel ini ?

About Anonim

Admin Blog

1 comments:

Click here for comments
Terima Kasih Sudah Berkomentar
3 April 2017 at 08:14

kalau boleh tau ini makalah penulisnya siapa?

Selamat Hanalivius dapat PERTAMAX...! Silahkan antri di pom terdekat heheheh...
Balas

Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon

Silakan berkomentar dengan sopan